Pengaruh Influencer Marketing terhadap Keputusan Beli Gen Z
MurniCare Skin Clinic, Jakarta – Perkembangan teknologi mengubah semua hal berjalan secara digital termasuk mempromosikan suatu produk. Dengan kesehariannya menggunakan internet, Generasi Z (Gen Z) menjadi tantangan tersendiri bagi aktivitas influencer marketing dalam membuat keputusan beli. pada artikel ini, kita akan membahas bagaimana perilaku Gen Z sebagai konsumen, apa saja tantangan influencer dalam mempengaruhi keputusan beli Gen Z, dan bagaimana peran platform media sosial dalam hal ini.
Apa itu influencer?
Influencer adalah seseorang yang banyak dikenal oleh masyarakat media sosial yang memiliki banyak pengikut sehingga kontennya dapat mempengaruhi keputusan beli dari para audiensnya. Seorang influencer bisa merupakan seorang artis terkenal, pembuat konten di media sosial (content creator), atau orang yang memang populer di media sosial. Biasanya, aktivitas seorang influencer adalah melakukan promosi produk sesuai permintaan brand terkait. Misalnya, menjadi brand ambassador suatu brand, endorsement, dan paid promote.
Sedangkan, influencer marketing adalah aktivitas pemasaran melalui media sosial dengan menggunakan figur terkenal untuk bisa menarik konsumen yang menjadi target suatu brand.
Perilaku generasi muda sebagai konsumen
Media sosial yang paling sering digunakan adalah Instagram, Youtube dan Facebook untuk mengunggah konten. Gen Z lebih banyak menggunakan Tiktok dan Youtube. Aplikasi Tiktok lebih banyak aktivitas jualan, sehingga ada potensi 12% lebih besar untuk Gen Z lebih banyak membeli barang dari Tiktok. Sekitar 70% konsumen bilang bahwa mereka tidak akan membeli produk dari suatu brand dan tidak lagi mengikuti influencer apabila mereka melakukan hal yang bertentangan dengan value mereka. Yang tidak kalah penting adalah mereka cenderung akan membeli produk yang diunggah oleh influencer yang mereka percayai.
Tantangan para influencer menghadapi Gen Z
Salah satu tantangan bagi influencer marketing adalah perilaku Gen Z dalam membuat keputusan beli. Perubahan kriteria influencer tetap memiliki pengaruh pada Gen Z. Mereka lebih menyukai konten yang jujur, logis, memberi edukasi, dan dikemas dengan skenario yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Uniknya, Gen Z adalah generasi pertama yang merupakan social media native. Social media native dapat diartikan sebagai pengguna media sosial yang aktif saat bekerja, belajar dan tujuan apapun dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa aspek yang menjadi tantangan bagi influencer adalah bahwa Gen Z punya kendali penuh atas apa yang mereka beli, mereka tidak ragu untuk melibatkan influencer dan media sosial dalam hal mendapatkan hiburan, pengetahuan, bergabung di suatu komunitas, dan belanja apa saja.
Menurut Gen Z, mereka tidak segan untuk mengalihkan perhatian dari konten-konten yang tidak mereka sukai. Hal ini memberi tantangan bagi para influencer dalam mencari cara untuk mempertahankan audiensnya.
Demi tetap memberikan konten yang disukai audiens, influencer melakukan beberapa cara. Pertama, menceritakan tentang suatu produk dengan menunjukkan bagaimana peran produk tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, influencer memberikan konten yang mengandung edukasi terkait cara penggunaan suatu produk, kandungan suatu skincare, tips-tips, cara merawat tubuh dan rambut, dan lain sebagainya. Konten ini lebih menarik karena memberi pengetahuan baru untuk para Gen Z sebagai audiens.
Mengapa Instagram dan Youtube tidak fokus pada penjualan?
Perbedaan karakteristik media sosial juga menjadi tantangan bagi pelaku influencer marketing. Instagram dan Youtube memang lebih banyak menampilkan deskripsi produk, harga, foto dan ulasan produk. Mengapa tidak fokus pada aktivitas jual beli? Karena kedua platform tersebut bukan merupakan platform social commerce. Social commerce adalah media sosial yang bisa digunakan untuk aktivitas jual beli tanpa harus keluar dari aplikasi media sosialnya. Sehingga, Instagram dan Youtube digunakan untuk keperluan estetika konten, bukan fokus untuk menciptakan konversi audience menjadi pembeli. Namun, dua platform ini tetap mempengaruhi keputusan beli para konsumen.
Beda halnya dengan platform Tiktok. Tiktok sudah menjadi tempat untuk membuat konten yang apa adanya, tanpa filter, lebih autentik dan asli. Bersamaan dengan itu, Tiktok diperkuat dengan Tiktok Shop yang merupakan e-commerce tempat para bisnis menjual produknya. Hal ini tentu memudahkan audiens dalam hal melihat detail produk dan melakukan pembelian. Oleh karena itu, Tiktok menjadi platform yang sangat aktif dalam kegiatan jual beli. Audiens juga lebih tertarik dengan pembawaan para content creator di Tiktok yang mempromosikan produk secara antusias dan semangat seolah produk tersebut adalah yang paling beda dari sekian banyak yang mereka promosikan. Dengan kemudahan dan konten yang menarik yang ditawarkan Tiktok, tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi para Gen Z.
Sudah siap menarik perhatian Gen Z dari berbagai platform dan berbagai trik promosi penjualan? Buat para Gen Z, ceritain di kolom komentar yuk seputar pengalaman kamu saat membeli suatu produk!
Dan bagi para pebisnis kecantikan, ceritain juga yuk gimana pengalaman kamu dalam menarik perhatian Gen Z untuk beli produk kamu!
Baca juga Ini 6 Tren Kecantikan Tahun 2024