Kesehatan, Pembaruan

Stunting, Cegah Sekarang Juga demi Masa Depan Anak Bangsa!

Stunting, Cegah Sekarang Juga demi Masa Depan Anak Bangsa!

MurniCare, Jakarta – Stunting pada anak masih menjadi momok mengerikan bagi pemerintah dan calon orang tua di Indonesia. Sebab, selain berdampak buruk pada kondisi fisik, mental, dan kognitif anak, penyakit ini juga turut berimbas pada perkembangan negara.

Ketahui apa itu stunting pada anak berserta penyebab, gejala, dan cara mencegahnya

Gambar dari Freepik

Hal ini lantaran anak-anak dengan penyakit ini nantinya akan tumbuh menjadi sumber daya manusia (SDM) berkualitas rendah. Padahal, kemajuan suatu negara sangatlah bergantung pada kualitas SDM-nya.

Untuk itu, masyarakat tidak boleh abai akan risiko stunting pada anak. Masyarakat harus senantiasa aktif mencari informasi mengenai cara mencegahnya guna melindungi masa depan anak bangsa.

Bagi Anda yang belum familiar dengan penyakit tersebut, ulasan berikut ini bisa membantu Anda memahami apa itu stunting.

Apa itu Stunting?

Stunting adalah kondisi di mana tinggi tubuh anak tidak mencapai standar usianya. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, utamanya adalah malnutrisi kronis atau jangka panjang.

Postur tubuh anak, baik dari segi tinggi dan beratnya, umumnya dapat dipengaruhi oleh sejumlah hal, seperti faktor hormonal, genetik, dan asupan nutrisi.

Dalam hal faktor genetik misalnya, seorang anak memiliki perawakan pendek karena orang tuanya berpostur pendek.

Namun, stunting di sini berbeda dengan perawakan pendek akibat faktor genetik. Anak dengan stunting dapat dipastikan memiliki perawakan pendek, tetapi anak pendek karena keturunan belum tentu mengalami sindrom ini.

Seorang anak masuk ke dalam kategori stunting apabila tinggi tubuhnya berada di bawah angka standar deviasi, yaitu kurang dari -2.

Baca juga: 4 Cara Tepat Melindungi Anak dari Ancaman Pedofilia

Stunting di Indonesia

Sementara itu, menurut WHO, sebuah negara dapat dikatakan mengalami stunting jika jumlah kasusnya di atas 20 persen. Indonesia sendiri, berdasarkan data tahun 2021, memiliki jumlah kasus stunting sebesar 24,4 persen.

Berkaca pada data tersebut, stunting pada anak tentunya masih menjadi pekerjaan rumah besar Indonesia.

Karena itu, semua pihak, tidak hanya pemerintah dan calon orang tua, harus ikut andil dalam menangani masalah sindrom postur tubuh pendek ini.

Lantas, bagaimana cara mencegah stunting? Adakah tanda atau gejala yang menunjukkan anak mengalami penyakit tersebut? Sebelum menelusuri lebih jauh, ketahui dulu yuk penyebab stunting pada anak.

Ragam Penyebabnya

Salah satu penyebab stunting adalah malnutrisi, yaitu ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dengan kebutuhan energi harian tubuh.

Dalam hal stunting, pengidapnya kekurangan nutrisi sehingga pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi spesifik tubuhnya terhambat.

Kondisi ini dapat terjadi saat anak masih dalam kandungan dan terlihat setelah menginjak usia 2 tahun. Hal tersebut terjadi karena semasa hamil, ibu dari anak dengan stunting tidak mengonsumsi makanan kaya nutrisi.

Lebih lagi, setelah terlahir, anak tersebut pun tidak mendapatkan sejumlah asupan nutrisi yang memadai. Mulai dari tidak diberi ASI, posisi pemberian ASI yang tidak tepat hingga konsumsi MPASI (makanan pendamping ASI) yang berkualitas rendah.

Ada pun sederet faktor lain yang memicu sindrom perawakan pendek pada anak, antara lain:

  1. Kesulitan mengakses makanan bergizi.
  2. Pengetahuan ibu tentang gizi terbilang rendah, baik sebelum dan saat hamil, juga setelah melahirkan.
  3. Terbatasnya akses ke pelayanan kesehatan, khususnya layanan kehamilan dan layanan setelah melahirkan.
  4. Berada di lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan sulit mengakses air bersih.
  5. Anak terserang infeksi ketika masih di dalam kandungan atau sesaat setelah terlahir.
  6. Kurangnya ikatan emosional antara anak dan orang tua.
  7. Adanya perubahan hormon pada ibu hamil atau bayi.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Hepatitis Akut Misterius pada Anak

Tanda Anak mengalami Stunting

Perawakan pendek merupakan salah satu gejala stunting pada anak. Namun, terlepas dari itu, ada sejumlah gejala lain yang perlu Anda ketahui, yaitu:

  • Pertumbuhan gigi dan tulang terhambat.
  • Rentan terserang penyakit infeksi.
  • Performa belajar buruk.
  • Berat badan cenderung menurun saat balita.
  • Menjadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata di usia 8 – 10 tahun.
  • Wajah terlihat lebih muda dari teman sebayanya.
  • Enggan bermain dengan anak lain.

Cara mencegah Stunting

Selain mengenal penyebab dan gejala stunting pada anak, Anda juga perlu mengetahui cara mencegahnya. Upaya pencegahan ini sebaiknya dilakukan sebelum, selama, dan setelah masa kehamilan.

Tidak hanya ibu hamil, semua pihak, termasuk sang ayah, keluarga, dan kerabat juga harus sadar akan langkah pencegahan sindrom perawakan pendek ini. Ada pun rinciannya, antara lain:

  1. Mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil dengan mengonsumsi asupan kaya nutrisi sejak kandungan masih berumur beberapa minggu.
  2. Melakukan pemeriksaan kondisi janin secara rutin untuk memastikan berat badannya sesuai dengan usia kehamilan.
  3. Menjaga kondisi psikis ibu hamil agar tidak stres selama masa kehamilan. Stres dapat memicu perubahan hormon yang berdampak buruk pada tumbuh kembang janin.
  4. Memastikan lingkungan yang dihuni oleh ibu hamil harus selalu bersih untuk menghindari infeksi penyakit menular pada ibu hamil.
  5. Setelah melahirkan, ibu harus tetap mendapatkan asupan gizi seimbang setiap harinya agar dapat memproduksi air susu ibu (ASI) yang berkualitas untuk sang bayi.
  6. Selain ASI, dukung juga tumbuh kembang anak dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak kalah penting dalam mencegah stunting.
  7. Bayi yang baru lahir wajib mengikuti program imunisasi rutin untuk mencegah risiko terserang penyakit penyebab stunting.
  8. Menyediakan layanan kesehatan seperti pos pelayanan terpadu (Posyandu) untuk memantau tumbuh kembang anak serta memberikannya vitamin dan asupan bergizi tinggi.

Itu dia sekilas informasi tentang apa itu stunting, penyebab stunting, gejala, dan cara mencegahnya. Semoga setelah masyarakat memahami betapa bahayanya penyakit ini, jumlah kasusnya di Indonesia akan terus menurun dari tahun ke tahun.

Namun, bila anak Anda mengalami gejala yang telah disebutkan, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan terdekat, seperti MurniCare.

Bagi Anda yang berada di area Jakarta Barat, berkonsultasi medis di MurniCare adalah pilihan tepat.

Sebab, MurniCare tidak hanya menyediakan layanan konsultasi saja, melainkan juga suntik vitamin C, tes COVID-19, fisioterapi, hingga pemeriksaan kesehatan.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.

 

Tinggalkan Balasan