14 Jenis Vaksin yang Digunakan dalam Imunisasi Rutin
MurniCare, Jakarta – Bagi Anda para orang tua, keselamatan dan kesehatan anak tentunya menjadi prioritas utama. Karenanya, jangan takut apalagi khawatir untuk memberikan anak vaksin dalam program imunisasi rutin.
Memang, setelah mendapatkan vaksin, anak-anak akan mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) seperti demam ringan dan rasa nyeri di bekas suntikan.
Namun, Anda tak perlu khawatir. Hal ini dapat diatasi dengan mengonsumsi obat yang dijual bebas sesuai anjuran dokter atau dengan mengompres area bekas suntikan menggunakan air dingin.
Jika terdapat kekhawatiran lain, orang tua sebaiknya segera membawa anak ke dokter atau fasilitas kesehatan.
Hal yang perlu diwaspadai dibandingkan imunisasi
Dari pada mengkhawatirkan KIPI, hal yang seharusnya Anda takutkan adalah penyakit menular yang bisa menyebabkan komplikasi atau bahkan kematian pada anak jika tidak segera diimunisasi.
Berbagai penyakit berbahaya tersebut dapat berupa pneumonia, campak, meningitis, hepatitis B, kanker hati, TBC (Tuberkulosis), polio hingga rubela.
Lantas, jenis vaksin apa saja yang dibutuhkan anak-anak agar terlindung dari sejumlalh penyakit mematikan di atas? Sebelum mendapatkan jawabannya, mari ketahui dulu sekilas informasi tentang vaksin.
Apa itu vaksin?
Melansir dari Unicef Indonesia, vaksin adalah produk biologis yang diberikan kepada seseorang agar terhindar dari penyakit mematikan.
Vaksin dapat membantu sistem kekebalan tubuh menghadapi infeksi secara cepat dan efisien dengan mengaktifkan respons tubuh terhadap penyakit tertentu.
Alhasil, jika virus atau bakteri yang sama kembali menginvansi di masa depan, tubuh akan mengenali dan tahu cara melawannya.
Apakah vaksin aman?
Semua vaksin yang digunakan untuk imunisasi rutin sangatlah aman karena telah melalui uji keselamatan yang ketat sebelum disetujui dan diedarkan di masyarakat.
Selain itu, negara-negara pengguna vaksin untuk imunisasi anak juga hanya akan menggunakan dan mendistribusikan vaksin yang telah teruji kualitasnya. Juga memiliki standar keselamatan yang tinggi.
Terlebih lagi, kemungkinan anak terserang penyakit yang seharusnya dapat dicegah oleh vaksin adalah jauh lebih besar dibanding sakit karena menjalani imunisasi.
Maka dari itu, demi kesehatan dan keselamatan anak, orang tua tidak perlu cemas dan khawatir berlebihan terhadap vaksin yang digunakan.
Kunjungi halaman ini untuk mengetahui jadwal imunisasi anak beserta jenis vaksin dan penyakit yang dapat dicegah. Namun, lebih lengkapnya, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter dan bidan di Puskesmas, klinik, atau mengunjungi situs resmi Kementerian Kesehatan.
Jenis-jenis imunisasi rutin pada anak
Saat ini, program imunisasi yang dijalankan oleh pemerintah salah satunya adalah imunisasi rutin. Ini merupakan imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan.
Berikut ini jenis imunisasi rutin yang terangkum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi:
Imunisasi rutin digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar diperuntukkan bagi bayi sebelum menginjak usia 1 (satu) tahun.
Pada tahun 2020 sendiri, ada 11 jenis vaksin wajib yang harus diberikan, antara lain:
-
Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan, yaitu:
- 1 Bulan : BCG Polio 1 untuk mencegah penularan tuberkulosis dan polio.
- 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2 untuk mencegah polio, difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis B, meningitis & pneumonia.
- 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3.
- 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio 4.
- 9 Bulan : Vaksin Campak untuk mencegah penyakit campak.
-
Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan, yaitu:
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi dasar ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa perlindungan anak yang telah mendapatkan imunisasi dasar.
Pada umumnya, imunisasi lanjutan diberikan pada anak usia di bawah dua tahun (Baduta) yang meliputi imunisasi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib) serta campak.
-
Imunisasi lanjutan anak sekolah dasar pada program tahunan Bulan Imunisasi Nasional (BIN), yaitu:
Imunisasi lanjutan anak usia sekolah dasar meliputi imunisasi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta campak.
Dan tentunya, imunisasi ini bisa diberikan pada bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang diintegrasikan dengan usaha kesehatan sekolah, yaitu:
- Imunisasi campak rubella dan DT pada anak kelas 1.
- Imunisasi tethanus diphteria td pada anak kelas 2 dan kelas 5.
Itu dia jenis imunisasi rutin yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2020. Sedangkan saat ini, pada tahun 2022, terjadi penambahan vaksin untuk imunisasi rutin. Vaksin wajib yang awalnya berjumlah 11, kini menjadi 14.
Jenis vaksin yang ditambahkan tersebut terdiri dari vaksin HPV, PCV, dan Rotavirus.
Vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.
Sementara itu, vaksin Rotavirus diberikan untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota.
Terakhir, vaksin HPV, yaitu vaksin yang ditujukan untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.
Itulah sekilas informasi mengenai sejumlah vaksin yang digunakan dalam program imunisasi rutin. Jika anak Anda belum mendapatkannya, segera pergi ke posyandu, puskesmas, atau klinik untuk mengikuti imunisasi.
Namun, apabila setelah imunisasi anak Anda mengalami KIPI yang berkepanjangan, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.
Jika Anda berada di area Jakarta Barat, berkonsultasi di MurniCare adalah pilihan tepat.
Sebab sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, MurniCare tidak hanya menyediakan layanan dokter umum saja, melainkan beberapa layanan lainnya yang meliputi tes dan vaksinasi COVID-19, fisioterapi, suntik vitamin C, hingga pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.