Kesehatan, Pembaruan

Apakah Benar Menguap Bisa Menular? Ini Penjelasannya

Apakah benar menguap bisa menular? Simak terus artikel ini untuk mengetahui jawabannya

MurniCare, Jakarta – Menguap adalah refleks yang tidak disengaja, di mana Anda membuka mulut, menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskan napas dengan cepat. Sebagian besar orang percaya bahwa menguap bisa menular. Apakah termasuk Anda?

Apakah benar menguap bisa menular? Menguap adalah refleks tubuh yang menandakan bahwa seseorang merasa lelah, ngantuk, dan bosan.

Gambar dari Freepik

Sampai saat ini, belum ada yang bisa memastikan penyebab utama terjadinya menguap. Namun, pada umumnya, seseorang menguap karena mengantuk, kelelahan atau bahkan sedang bosan.

Menguap juga dapat terjadi saat Anda berbicara tentang menguap atau melihat dan mendengar orang lain melakukannya. Menguap pun biasanya disertai dengan mata yang berair, peregangan badan, dan helaan napas yang kencang.

Baca juga: Terapkan Sleep Hygiene untuk Atasi Fenomena Coronasomnia

Penyebab menguap bisa menular

Banyak orang telah mengaitkan menguap dengan rasa kantuk, bosan, lelah atau bahkan stres. Padahal, ada beberapa faktor lain yang bisa membuat seseorang menguap.

Meski masih berupa teori, studi terkini menunjukkan, menguap ternyata memiliki fungsi fisiologis dan sosial penting dibanding hanya sekedar memperlihatkan bahwa Anda melakukannya karena mengantuk atau kelelahan.

Dalam teori ini juga disebutkan bahwa menguap bisa menular, apalagi jika memiliki kedekatan emosional dan genetik.

Melansir dari Sleep Foundation, berikut ini adalah beberapa teori terkait alasan mengapa seseorang menguap:

  1. Menguap membuat otak tetap terjaga

Saat seseorang menguap, otot-otot di wajah dan leher bergerak. Para peneliti menilai bahwa gerakan tersebut dapat merangsang arteri karotis, yaitu sepasang pembuluh darah yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan pelepasan hormon. Kedua proses inilah yang membuat otak tetap terjaga.

Selain itu, konduktansi listrik kulit yang mirip dengan efek kafein juga ikut meningkat saat seseorang menguap. Mengingat kafein dapat meningkatkan kesadaran, para peneliti menduga, respons fisiologis yang serupa menandakan bahwa keduanya memiliki fungsi yang sama.

  1. Menguap membantu mendinginkan otak

Menguap dapat membantu proses termoregulasi otak, yaitu proses dimana otak mempertahankan suhu intinya.

Ketika seseorang menguap, otot-otot wajah bergerak dan berkontraksi secara alami. Alhasil, aliran darah ke wajah pun meningkat, lalu menghilangkan suhu panas dengan lebih cepat.

Selain itu, pelepasan panas pun terjadi saat seseorang menangis atau mengeluarkan air mata setelah menguap. Bahkan, teori ini pun mengatakan bahwa saat seseorang menghirup udara segar dalam-dalam, tubuh akan mengirimkan darah yang lebih dingin ke otak.

  1. Menguap bisa menular karena rasa empati

Pernahkah Anda ikut menguap saat melihat orang di sekitar Anda menguap? Fenomena tersebut dikenal dengan istilah contagious yawning atau menguap yang menular.

Selain saat melihat, hal ini pun dapat terjadi hanya dengan mendengar orang lain menguap. Lebih-lebih, Anda juga dapat menguap saat membaca atau berpikir tentang menguap.

Teori ini mengatakan bahwa menguap yang menular adalah respons empati yang membantu manusia untuk berkomunikasi. Pasalnya, pencitraan otak mengungkapkan bahwa bagian otak yang berhubungan dengan empati dan perilaku sosial mengalami lonjakan aktivitas saat melihat seseorang melakukannya.

Sebuah studi juga menunjukkan, peluang untuk menguap saat melihat seseorang melakukannya lebih besar jika memiliki kedekatan secara emosional maupun genetik.

Singkatnya, Anda lebih cenderung menguap saat melihat teman dekat atau anggota keluarga menguap dibanding jika orang asing melakukannya. Jadi, menurut teori ini, menguap bisa menular.

Baca juga: 8 Tips Efektif untuk Mengatasi Pandemic Fatigue

Menguap berlebihan

Dalam sehari, rata-rata orang dengan kondisi sehat menguap sebanyak 5-10 kali. Namun, belum ada batasan untuk menilai apakah seseorang menguap secara berlebihan.

Terlepas dari itu, jika Anda merasa menguap lebih sering dari biasanya dan sulit berhenti, segera konsultasikan ke dokter. Bisa jadi, hal tersebut dipicu oleh beberapa faktor berikut ini:

  1. Mengantuk dan kelelahan.
  2. Kurang tidur karena insomnia dan stres.
  3. Gangguan tidur seperti sleep apnea atau narkolepsi.
  4. Efek samping dari penggunaan obat depresi atau kecemasan.

Meski jarang terjadi, menguap berlebihan juga bisa menjadi gejala dari kondisi medis tertentu, antara lain:

  1. Serangan jantung
  2. Epilepsi
  3. Kelainan saraf
  4. Gagal hati
  5. Tumor otak

Itulah sedikit informasi terkait apakah benar menguap bisa menular beserta penyebabnya. Apabila Anda mengalami gejala yang disebutkan di atas atau menguap secara berlebihan tanpa henti, segeralah periksakan diri ke faskes terdekat.

Baca juga: Hipersomnia – Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Jika Anda yang berada di area Jakarta Barat, memeriksakan diri di MurniCare adalah pilihan tepat.

Sebab sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, MurniCare tidak hanya menyediakan layanan dokter umum saja, melainkan beberapa layanan lainnya yang meliputi tes dan vaksinasi COVID-19, fisioterapi, suntik vitamin C, hingga pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.

Tinggalkan Balasan