Terapkan Sleep Hygiene untuk Atasi Fenomena Coronasomnia
Jakarta, MurniCare – Apakah belakangan ini Anda sulit tertidur pulas, kerap terbangun tengah malam, atau jam tidur semakin tidak teratur? Jika ya, bisa jadi Anda sedang mengalami Coronasomnia – gangguan tidur yang disebabkan oleh pandemi.
Gejala ini bukan diakibatkan oleh virusnya, tetapi karena situasi sulit yang dipicu oleh pandemi COVID-19.
Melansir dari laman Indonesiabaik.id, Coronasomnia yang terjadi belakangan ini menciptakan semacam populasi baru, terutama pada para pengidap insomnia kronis.
Selain dapat mengakibatkan penurunan pada produktivitas seseorang, Coronasomnia pun bisa memicu peningkatan risiko hipertensi, kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan lain, baik secara fisik maupun mental bagi yang mengalaminya.
Kemungkinan besar, Coronasomnia ini muncul lantaran stres yang berkepanjangan, yang disebabkan oleh masalah tertentu, seperti kesulitan ekonomi, kesepian, berita negatif, hingga ketidakpastian akibat pandemi.
Lalu, siapa sajakah yang rentan mengalami kesulitan tidur selama pandemi?
Kelompok yang Rentan Terhadap Coronasomnia
Ada sebagian kelompok tertentu yang sangat berpotensi mengalami Coronasomnia. Di antaranya adalah pasien COVID-19, tenaga medis, pegawai frontliner, pekerja esensial, wanita, dan anak muda.
Pasien COVID-19 yang menderita gejala batuk dan sesak napas kemungkinan besar akan sulit tertidur lelap. 75 persen pasien telah melaporkan bahwa mereka kesulitan tidur saat terpapar COVID-19.
Selain itu, tenaga medis juga berisiko tinggi mengalami kecemasan dan depresi yang menyebabkan mereka susah tidur, terutama tenaga medis yang menangani langsung pasien COVID-19.
Bagaimana tidak? Mereka yang berhadapan langsung tentunya sangat rentan terpapar virus COVID-19. Dari sini, rasa cemas, khawatir, dan takut pun akan semakin menghantui sehingga akan terasa sulit untuk dapat tertidur lelap.
Faktanya, 80 persen tenaga medis ini mengeluhkan gangguan tidur – dua kali lebih banyak dari mereka yang tidak menangani pasien COVID-19. Di samping itu, 40 persen tenaga medis wanita lebih banyak mengalami insomnia dibandingkan tenaga medis pria.
Jika tidak segera diatasi, Coronasomnia bisa saja mengganggu aktivitas sehari-hari atau bahkan menurunkan kualitas hidup Anda. Lantas, adakah cara untuk mengatasi gejala Coronasomnia ini?
Cara Mengatasi Coronasomnia
Untungnya, ada sejumlah cara untuk mengatasi gejala Coronasomnia. Selain mempertahankan rutinitas harian, berolahraga yang cukup, dan mengelola stres, salah satu cara untuk memperbaiki kualitas tidur Anda adalah dengan meningkatkan sleep hygiene.
Sleep Hygiene merupakan praktik yang dilakukan untuk membangun kebiasaan tidur yang sehat. Jika diterapkan dengan disiplin dan rutin, cara ini dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas tidur Anda.
Rutin Lakukan Sleep Hygiene
Mengadopsi sleep hygiene dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya cukup mudah dan simpel. Agar hasilnya efektif dalam mengatasi coronasomnia, Anda harus konsisten. Untuk dapat menerapkannya, mari ikuti sejumlah langkah di bawah ini:
1. Tetapkan jadwal tidur harian
Atur waktu tidur dan waktu bangun yang memungkinkan Anda untuk tidur selama 7 – 9 jam. Lakukan ini setiap hari, termasuk akhir pekan.
2. Hindari tidur siang berkepanjangan
Tidur siang selama 20 – 30 menit dapat membuat Anda merasa segar dan kembali berenergi. Tapi tidak dengan tidur siang yang lama, yang dapat membuat Anda susah tidur di malam hari.
3. Berjemur di pagi hari
Cahaya memiliki pengaruh yang besar terhadap ritme sirkadian kita – sistem internal tubuh yang mengatur banyak hal, mulai dari siklus tidur hingga pencernaan. Berjemurlah di bawah sinar matahari pagi untuk mengatur ulang ritme sirkadian Anda.
4. Matikan lampu kamar
Ciptakan suasana kamar yang nyaman sebelum tidur. Juga rapihkan kasur dari barang-barang yang membuat Anda stres, seperti laptop dan peralatan kerja lainnya.
5. Batasi asupan kafein
Kopi dapat mengacaukan kualitas tidur Anda. Usahakan untuk mengongsumsinya 6 jam sebelum waktu tidur. Terlebih lagi, mengonsumsi kopi lebih dari 1.000 mg per minggu – sekitar 10 gelas kopi – dikaitkan dengan meningkatnya resiko kecemasan dan depresi.
6. Makan malam lebih awal
Telat makan malam dapat menyebabkan Anda gelisah saat tidur. Sebaiknya untuk makan malam, konsumsilah makanan ringan dengan porsi yang cukup agar perut Anda dapat beristirahat.
Mudah bukan? Semoga setelah rutin menerapkan sleep hygiene, Anda dapat meningkatkan kualitas tidur dan tentunya menghilangkan coronasomnia. Selain mengatasi susah tidur, sleep hygiene pun dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan, baik mental dan fisik secara keseluruhan.
Baca juga: 8 Tips Efektif untuk Mengatasi Pandemic Fatigue
Konsultasikan Keluhan pada Pakarnya
Namun jika setelah menerapkan sleep hygiene Anda masih mengalami gejala coronasomnia, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan mencari penyebab yang mendasari Anda susah tidur dan merekomendasikan cara yang tepat untuk menyembuhkannya.
MurniCare sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, menyediakan layanan Telemedicine untuk Anda yang ingin berkonsultasi secara online. Selain itu, layanan Doctor Home Visit juga tersedia bagi Anda yang ingin diperiksa secara langsung oleh Dokter dengan nyaman dan aman di rumah.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.