Tetap Waspada! Kenali Berbagai Varian COVID-19 yang Ada Saat Ini
MurniCare, Jakarta – Sejak kemunculannya di awal tahun 2020, virus Corona kini telah bermutasi menjadi berbagai jenis varian. Varian-varian COVID-19 ini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia.
Sejauh ini, mengutip dari informasi WHO (World Health Organization), telah ditemukan adanya beberapa mutasi dari virus SARS-CoV-2. Varian-varian COVID-19 ini dinamai dengan menggunakan alfabet Yunani, mulai dari Alpha, Beta, Delta, hingga Zeta.
Sejauh ini, ada 11 varian COVID-19 yang telah teridentifikasi, yaitu varian Alpha, Beta, Delta, Epsilon, Eta, Gamma, Iota, Kappa, Lambda, Theta, dan Zeta.
Kenapa sih virus bisa bermutasi dan berkembang seiring berjalannya waktu? Menurut WHO, pada dasarnya semua virus, termasuk virus Corona, bisa bermutasi seiring dengan perkembangannya. Hal ini merupakan sebuah bentuk pertahanan dari virus tersebut agar bisa terus berkembang biak.
Dengan virus yang terus berkembang dan bermutasi, hal ini memberikan pengaruh pada laju penularan dan penyebaran virus, termasuk tingkat keparahan penyakit. Begitu juga dengan mutasi virus Corona yang saat ini memiliki beberapa jenis varian.
Mutasi virus Corona dikhawatirkan bisa mempengaruhi efektivitas vaksin COVID-19 yang telah tersedia. Nah, agar lebih waspada dan tidak bingung, yuk ketahui perbedaan dari varian-varian COVID-19 tersebut.
Varian COVID-19 terus Bermutasi
WHO menjelaskan bahwa setiap mutasi mungkin memiliki perbedaan antara satu sama lain sehingga penting untuk kita mengetahui perbedaannya. Berikut adalah 11 varian COVID-19 yang telah teridentifikasi:
1. Varian COVID-19 Alpha
Varian Alpha pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020. Berdasarkan hasil penilitian sejauh ini, varian Alpha memiliki potensi penularan yang lebih tinggi dari yang sebelumnya yaitu 43-90%.
Varian ini lebih cepat menularkan virusnya karena mampu menebus sistem kekebalan tubuh manusia. Berdasarkan laporan kasus yang ada, hasilnya menunjukkan bahwa pasien COVID-19 yang terinfeksi virus Corona varian Alpha bisa mengalami gejala yang cukup parah.
Tetapi jika Anda telah menerima vaksin COVID-19, gejala yang akan dirasakan umumnya akan lebih ringan dari yang belum divaksinasi sama sekali.
2. Varian COVID-19 Beta
Kasus pertama varian beta pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada bulan Mei 2020. Sama halnya dengan varian Alpha, varian Belta juga diketahui lebih menular.
Gejala yang akan muncul, umumnya sama dengan gejala infeksi COVID-19 secara umum tetapi varian Beta lebih kebal terhadap beberapa jenis pengobatan.
3. Varian Delta
Kasus pertama dengan varian Delta ditemukan di India pada Oktober 2020. Varian inilah yang menyebabkan India mengalami ‘tsunami’ gelombang kedua yang tak terbendung hingga menunjukkan angka kematian yang begitu tinggi per harinya yaitu mencapai 6,000 orang.
Varian Delta juga menjadi varian yang paling mudah menular dan bisa menyebar dengan cepat. Persentase penularannya 30-100% lebih menular dari varian Alpha.
Bahkan, bisa dilihat dari wilayah penyebarannya, dari sejak awal ditemukan di India hingga Juni 2021, varian Delta sudah menyebar ke 74 negara dan menjadi varian yang dominan di beberapa Negara.
Infeksi varian Delta juga diketahui meningkatkan risiko dibutuhkannya rawat inap hampir dua kali lipat dari varian Alpha. Beberapa penelitian menunjukan bahwa varian Delta lebih cepat berkembang biak, mudah memasuki dan kuat dalam melawan sel tubuh manusia.
4. Varian Epsilon
Varian Epsilon adalah varian yang ditemukan di California, Amerika Serikat. Mengutip dari CNBC, varian ini berkontribusi pada kenaikan kasus covid sebesar 52% di negara tersebut. Selain itu varian ini juga menyumbang 41% kasus di Nevada dan 25% kasus di Arizona.
Varian Epsilon dikategorikan sebagai Variant of Concern atau varian mengkhawatirkan oleh CDC (Centers for Disease Control) karena kontribusinya dalam lonjakan kasus serta memicu gejala yang lebih parah.
5. Varian Eta
Varian Eta pertama kali teridentifikasi di Inggris. Hingga saat ini, varian Eta masih dikategorikan sebagai Variant of Interest karena para ilmuwan masih mengawasi dan meneliti variannya.
Sejauh ini yang diketahui dari varian Eta adalah varian ini memiliki beberapa mutasi pada gen protein spike virus corona.
6. Varian Gamma
Varian Gamma pertama kali ditemukan di Brazil. Sama seperti varian Beta, varian Gamma juga cenderung kebal terhadap pengobatan COVID-19 tertentu. Gejala yang dirasakan pun sama dengan varian Beta.
Tetapi, hingga saat ini efektivitas vaksin COVID-19 terhadap varian Gamma masih belum diketahui karena masih terus diteliti.
7. Varian Iota
Varian Iota pertama kali ditemukan pada sampel yang dikumpulkan di New York, Amerika Serikat. Hingga saat ini, varian ini masih diteliti untuk mengetahui apakah memiliki sifat yang lebih menular dibandingkan dengan virus Corona jenis pertama atau tidak.
8. Varian Kappa
Sama seperti varian Lambda, varian Kappa masih dikategorikan sebagai Variant of Interest oleh WHO karena hingga saat ini penelitian masih terus dijalankan. Namun sejauh ini, varian Kappa tidak menunjukkan tingkat penularan yang tinggi dan fatalitas yang lebih parah dengan yang lainnya.
9. Varian Lambda
Varian ini pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020. Lambda masih menjadi Variant of Interest atau masih diteliti lebih lanjut untuk mengetahui tingkat penularan dan keparahan infeksinya.
Hingga saat ini penelitian masih terus dilakukan. Namun beberapa studi menunjukan bahwa tingkat penularannya tidak terlalu berbeda dengan virus Corona jenis pertama dan vaksin bisa memberikan perlindungan yang baik.
10. Varian Theta
Varian Theta pertama kali terdeteksi di Filipina pada 13 Maret 2021. Meski masih diteliti, varian ini disinyalir lebih menular dari virus Corona jenis pertama.
11. Varian Zeta
Varian Zeta pertama kali terdeteksi di Inggris dan kini telah menyebar hingga Rio de Janeiro, Brazil. Sejauh ini varian Zeta tidak termasuk dalam kategori Variant of Concern atau varian yang menghawatirkan dan masih diteliti hingga sekarang.
Itulah beberapa penjelasan mengenai 11 varian COVID-19 yang telah teridentifikasi sejauh ini. Hingga saat ini, vaksinasi masih menjadi pilihan perlindungan terbaik untuk menghadapi berbagi jenis varian COVID-19.
Lindungi Diri dari Varian COVID-19 yang Lebih Menular dan Berbahaya
Dr. Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO, menjelaskan bahwa semua vaksin yang sudah terdaftar dalam penggunaan darurat WHO bisa melindungi kita dari gejala parah, kemungkinan rawat inap, atau pun kematian jika terinfeksi varian-varian COVID-19.
Oleh karena itu segera lakukan vaksinasi, lakukan protokol kesehatan dengan ketat, dan jaga kesehatan!
Mau menjaga dan meningkatkan kesehatan Anda di tengah pandemi? Atau sekedar melakukan cek kesehatan untuk mengetahui kondisi Anda? MurniCare punya solusinya. Anda bisa memilih layanan immune booster atau medical check-up agar tetap ‘fit’ di tengah pandemi.
MurniCare juga memiliki berbagai layanan pencegahan COVID-19 yang bisa Anda pesan #dirumahaja. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Hotline: 1500 813 atau WhatsApp: 0811 811 146.