Kesehatan, Pembaruan

Kasus Cacar Monyet di Singapura Bertambah, Bagaimana dengan Indonesia?

Kasus cacar monyet di Singapura bertambah, bagaimana dengan Indonesia

MurniCare, Jakarta – Singapura merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang mendeteksi munculnya virus cacar monyet atau monkeypox. Sejak pertama kali terdeteksi pada 20 Juni lalu, kasus cacar monyet di Singapura kini bertambah menjadi 15 kasus.

Kasus cacar monyet atau monkeypox di Singapura bertambah, bagaimana dengan Indonesia

Gambar dari Freepik

Dari jumlah tersebut, 10 kasus adalah infeksi lokal, 5 kasus lainnya adalah kasus impor. Dua pengidap kasus impor berasal dari India, sedangkan sisanya adalah warga Taiwan, Estonia, dan Inggris.

Sejauh ini, kelima belas pasien monkeypox di Singapura adalah pria.

Update terbaru kasus cacar monyet ini diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Jumat (5/8) malam.

Hingga kini, belum ada kasus monkeypox yang mengancam nyawa pengidapnya. Menurut MOH, kondisi para pengidap masih stabil dan hanya bergejala ringan.

MOH pun menegaskan, resiko penularan cacar monyet ke masyarakat luas Singapura sangatlah rendah.

Selain belum mendapati adanya kontak dekat yang tertular monkeypox, penularannya juga hanya terjadi melalui kontak fisik kulit ke kulit yang berkepanjangan, seperti berhubungan seksual.

Update cacar monyet di Indonesia

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku telah menemukan 11 pasien suspek cacar monyet di Indonesia.

Kesebelas suspek ini teridentifikasi dengan gejala bintik-bintik merah di kulitnya. Namun, setelah melewati sejumlah pemeriksaan, belasan pasien tersebut dinyatakan negatif monkeypox.

“Tapi dari 11 suspek ini setelah kita tes mereka bukan monkeypox,” jelasnya.

Beliau pun menegaskan, sejauh ini belum ada kasus cacar monyet di Indonesia. Namun, pemerintah akan tetap mengantisipasi masuknya virus dengan mencari vaksinnya dan mendatangkan obat-obatan antivirus khusus monkeypox.

“Insya Allah minggu depan siap, jadi kita siap,” tegas Menkes Budi terkait kedatangan obat antivirus.

Indonesia harus tetap waspada

Meski belum ada kasus cacar monyet yang terkonfirmasi, Epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia meyakini penyakit asal Afrika ini sudah masuk ke Tanah Air.

Dia menjelaskan, masa inkubasi monkeypox umumnya membutuhkan waktu hingga tiga minggu sampai munculnya gejala.

Akibat masa inkubasi yang lama ini, potensi seseorang dengan cacar monyet untuk lolos dari skrining sangatlah tinggi karena belum menunjukkan gejala saat hendak masuk ke Indonesia.

Oleh karena itu, beliau pun menyarankan agar surveilans monkeypox ini harus dijalankan secara ketat, baik itu di bandara maupun pelabuhan.

Surveilans ini bisa dilakukan dengan mendata kelompok-kelompok berisiko. Lalu, melakukan skrining sesuai dengan indikasi monkeypox yang diketahui saat ini.

Selain itu, penting juga untuk melakukan tracing kontak erat guna mengetahui dan menelusuri lebih jauh siapa saja yang berpotensi menjadi pasien suspek cacar monyet.

“Tujuan mendasar dari tindakan surveilans, termasuk investigasi kasus ini untuk mencegah atau menghentikan transmisi atau penularan antara manusia,” jelas Dicky.

Itu dia informasi seputar update terbaru penularan monkeypox di Singapura dan Indonesia. Sebagai negara tetangga, sebaiknya kita harus tetap waspada meski belum ada kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di Indonesia.

Sambil menunggu pemerintah menemukan vaksinnya, tidak ada salahnya untuk meningkatkan imunitas tubuh agar tidak rentan terserang penyakit, termasuk monkeypox.

Banyak cara untuk meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya adalah dengan melakukan suntik vitamin C. Bagi Anda yang berada di area Jakarta Barat, mendapatkan suntik vitamin C di MurniCare adalah pilihan tepat.

Sebab sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, MurniCare tidak hanya menyediakan layanan dokter umum saja, melainkan beberapa layanan lainnya yang meliputi tes dan vaksinasi COVID-19, fisioterapi, suntik vitamin C, hingga pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.

Tinggalkan Balasan