Kesehatan, Pembaruan

Rekombinasi Delta-Omicron, Apakah Deltacron Lebih Berbahaya?

Rekombinasi Delta-Omicron, Apakah Deltacron Lebih Menular dan Berbahaya?

MurniCare, Jakarta – Beberapa bulan terakhir ini, beredar kabar munculnya varian baru COVID-19, yakni Deltacron di berbagai media.

Rekombinasi Delta-Omicron, Apakah Deltacron Lebih Menular dan Berbahaya?

Gambar dari Freepik

Para peneliti mengklaim bahwa Deltacron adalah gabungan (hibrida) atau rekombinan dari Delta dan Omicron. Dua varian virus yang menyebabkan terjadinya gelombang COVID-19 di berbagai penjuru dunia.

Lantas dengan bergabungnya kedua varian ini, apakah dunia akan kembali diterjang oleh gelombang keempat COVID-19?

Bagaimana caranya mereka berbagung?

Rekombinasi sendiri terjadi saat lebih dari satu varian virus bereplikasi dan menginfeksi seseorang atau sel inang secara bersamaan. Hal ini memicu adanya pertukaran informasi genetik dan munculnya virus varian baru.

Penggabungan ini kemungkinan besar terjadi saat Delta dan Omicron beredar di beberapa bulan terakhir. Dan secara serentak menginfeksi sel yang sama, yang kemudian melahirkan salinan baru virus yang memiliki karakteristik genetika kedua varian tersebut.

Pada kasus Deltacron ini, rekombinasi yang terjadi melahirkan varian virus yang memiliki ‘tubuh’ Delta dan ‘paku’ Omicron.

Menurut Felipe Naveca, ahli virologi dari FioCruz Brasil, suatu lembaga penelitian kesehatan masyarakat, mengatakan bahwa penggabungan atau rekombinasi pada varian virus bukanlah hal yang asing.

“Ada kemungkinan bahwa ini telah terjadi beberapa kali, dengan jenis-jenis lain. Tetapi, karena varian-varian virus corona tidak begitu berbeda satu sama lain sejak awal, menjadi lebih sulit untuk mendeteksi penggabungan itu,” ungkap Felipe.

Terus berkembang, tambah Felipe, dan munculnya virus versi baru tidak selalu menjadi hal yang mengerikan. Menilai dan memahami dampak yang mungkin dapat memengaruhi pandemi adalah hal yang perlu kita lakukan saat ini.

Apakah kita perlu mengkhawatirkan Deltacron?

Pada 9 Maret 2022, World Health Organization (WHO) resmi mengakui kemunculan Deltacron.

Namun karena jumlah kasusnya sangat sedikit, WHO pun masih menggolongkan varian teranyar ini sebagai ‘varian dalam pengamatan’. Bukan sebagai ‘varian yang perlu diwaspadai’ yang disematkan pada Delta dan Omicron.

Kemunculan Deltacron sendiri sebenarnya telah teridentifikasi pada Januari 2022 di sejumlah wilayah di Prancis. Lalu ditemukan juga di beberapa negara seperti Jerman, Belanda, Belgia, Brasil, AS, dan Inggris.

Berdasarkan data dari Gisaid, jumlah kasus Deltacron masih terbilang sangat rendah. Per 15 Maret sendiri, Gisaid hanya menerima 47 sampel Deltacron, 36 di antaranya berasal dari Prancis.

Ada pun tambahan data dari Helix saat Delta dan Omicron beredar di AS. Dari 29.000 sampel positif COVID-19 yang dikumpulkan antara November 2021 hingga Februari 2022, hanya dua sampel yang terkait dengan Deltacron.

Hal ini tentunya menunjukkan bahwa sejak awal kemunculannya, kemampuan perkembangan Deltacron tidaklah seeksponensial para pendahulunya.

Maka dengan jumlah data yang terbatas, penelitian lebih lanjut pun masih terus dilakukan untuk mengenal lebih dalam karakteristik Deltacron.

Apakah Deltacron sudah masuk Indonesia?

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa Deltacron belum terdeteksi di Indonesia.

Pernyataan ini mengacu pada pemeriksaan whole genome sequencing  (WGS) yang terus dijalankan selama ini.

“Hingga saat ini, varian Deltacron belum kita deteksi di Indonesia,” ungkap Nadia.

Namun begitu, lanjut Nadia, pemerintah akan terus mengawasi pintu masuk Indonesia untuk mencegah masuknya varian-varian baru.

Jadi untuk saat ini, Anda tidak perlu cemas dan panik. Sebab, para peneliti pun belum menemukan aspek penting dari Deltacron, utamanya apakah dia lebih menular, lebih resisten terhadap vaksin, atau menyebabkan gejala yang lebih parah daripada varian sebelumnya.

Kendati demikian, kita harus tetap waspada untuk mengantisipasi potensi risiko yang mungkin terjadi jika suatu saat varian-varian baru lainnya mendominasi.

Untuk itu, protokol kesehatan dan vaksinasi masih menjadi kunci untuk proteksi diri dan sekitar dari COVID-19.

 

Sementara bagi Anda yang telah terpapar COVID-19 dan sedang melakukan isoman, tak perlu khawatir. MurniCare sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, menyediakan layanan khusus yang terdiri dari self-isolation visit dan telenconsultation.

Selain itu, MurniCare juga menyediakan layanan tes COVID-19 yang lengkap dan terjangkau untuk memastikan apakah Anda masih terpapar atau tidak.

Bahkan untuk memudahkan Anda, MurniCare pun membagi layanan tes COVID-19 ke dalam beberapa model, yaitu Home Service, Drive-Thru, dan Corporate Service.

Bersama MurniCare, semuanya akan terasa lebih aman dan nyaman bila dilakukan di rumah. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.

Tinggalkan Balasan