Indonesia Gunakan 6 Vaksin Booster untuk Memperkuat Kekebalan Tubuh
Jakarta, MurniCare – Vaksin booster adalah suntikan vaksin COVID-19 dosis ketiga yang diberikan kepada penerima vaksin dosis primer atau lengkap untuk memperkuat antibodi.
Lantas, seberapa pentingkah vaksin booster? Jawabannya adalah sangat penting. Setidaknya ada 3 alasan mengapa masyarakat harus mendapatkan vaksin booster.
Pertama, hasil studi menunjukkan adanya penurunan jumlah antibodi setelah 6 bulan mendapatkan vaksin COVID-19 dosis lengkap. Maka untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang masa perlindungan terhadap paparan COVID-19, vaksin booster sangatlah diperlukan.
Kedua, pandemi yang hampir berusia 2 tahun ini berhasil melahirkan berbagai varian virus baru yang dikhawatirkan lebih cepat menular dan berbahaya daripada pendahulunya. Oleh karena itu, sangat penting untuk meningkatkan proteksi diri dengan mendapatkan vaksin booster.
Ketiga, lancarnya pemberian vaksin booster dapat mendorong terbentuknya kekebalan komunal atau herd immunity. Angka vaksinasi COVID-19 dosis lengkap di Indonesia kini sudah mencapai 49,5% dari jumlah populasi per 8 Februari 2022.
Namun begitu, masyarakat dan pemerintah tentunya tidak boleh berpuas diri dengan pencapaian vaksinasi ini.
Pasalnya, meski beberapa negara seperti Israel dan Islandia telah mencapai angka vaksinasi melebihi 60%, kasus penularan COVID-19 di negara tersebut masih tergolong cukup besar.
Vaksin booster yang digunakan di Indonesia
Untuk mendorong laju vaksinasi booster, Pemerintah menggunakan 6 jenis vaksin COVID-19 yang telah mengantongi izin penggunaan darurat dari Badan POM.
Keenam vaksin tersebut terdiri dari Sinopharm, CoronaVac/Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax. Selain mekanisme pemberian dosis, penggunaan platform, dan KIPI-nya, masing-masing vaksin ini pun memiliki tingkat efikasi yang berbeda-beda.
Apa itu efikasi vaksin?
Melansir dari laman kawalcovid19.id, efikasi vaksin adalah kemampuan vaksin dalam mencegah penyakit pada sekelompok orang yang divaksin dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksin (atau plasebo) dalam kondisi penelitian uji klinis.
Sedangkan jika sudah masuk ke dalam kondisi kehidupan masyarakat sehari-hari, hal ini disebut dengan efektifitas vaksin.
Setiap vaksin COVID-19 yang telah lulus uji klinis fase III dan memiliki efikasi lebih dari 50% layak untuk mendapatkan izin penggunaan darurat.
Berbagai badan otoritas kesehatan dunia seperti World Health Organization (WHO), Food Drug Administration (FDA), dan European Medicine Agency (EMA) juga telah menetapkan bahwa syarat minimal efikasi yang baik bagi seluruh vaksin, termasuk vaksin COVID-19 adalah 50%.
Kabar baiknya, keenam vaksin COVID-19 yang digunakan sebagai vaksin booster saat ini memiliki efikasi yang melebihi standar tersebut. Berikut angka efikasinya.
- Sinopharm : 78%
- CoronaVac/Sinovac : 65,3%
- Pfizer : 95,5%
- AstraZeneca : 62,1%
- Moderna : 94,1%
- Zifivax : 79,88%
Setiap angka efikasi yang dimiliki vaksin bukanlah harga mati dan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor ketika uji klinis dilakukan.
Selain itu, jumlah subjek uji dan lama pengamatan juga dapat mempengaruhi hasil. Jika pengamatan diperpanjang menjadi 1 tahun atau lebih, sangat mungkin menghasilkan angka efikasi vaksin yang berbeda.
Faktor yang mempengaruhi efikasi vaksin
Dalam pernyataan resminya terkait efikasi vaksin Sinovac, Selasa (12/1/2021), Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Zullies Ikawati memaparkan bahwa nilai efikasi vaksin COVID-19 dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu:
-
Karakteristik subjek uji
Prof Zullies menjelaskan, jika subjek ujinya adalah kelompok risiko tinggi, maka kelompok plasebo mungkin akan lebih banyak terinfeksi COVID-19. Dengan begitu, perhitungan angka efikasinya akan meningkat.
“Misalnya pada kelompok vaksin ada 26 yang terinfeksi, sedangkan kelompok plasebo bertambah menjadi 120 yang terinfeksi, maka efikasinya meningkat menjadi 78,3 persen,” lanjutnya.
Hal ini berdasarkan perhitungan (total kelompok vaksin 800 orang dan total kelompok plasebo 800 orang): ((120/800)-(26/800))/0,15 x 100% = 78,3%.
-
Tingkat risiko relawan uji vaksin
Uji klinis vaksin COVID-19 di Indonesia sangat berbeda dengan di Brazil dan Turki. Indonesia lebih melibatkan masyarakat umum yang risiko terpapar COVID-19-nya relatif lebih rendah.
Sementara uji klinis di Brazil, lanjut Prof Zullies, melibatkan tenaga kesehatan yang termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggi. Alhasil, angka efikasi yang diperoleh pun lebih tinggi daripada yang dihasilkan di Indonesia.
-
Peserta uji klinis taat prokes
Selain karakter subjek uji klinis dan tingkat risiko relawan, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai efikasi vaksin adalah ketaatan peserta terhadap protokol kesehatan.
Peserta uji klinis yang disiplin menjalankan prokes dan tidak pernah keluar membuat jumlah orang yang terinfeksi menurun.
Dengan begitu, perbandingan kejadian infeksi antara kelompok yang divaksin dengan kelompok plasebo menjadi lebih rendah, dan menghasilkan angka efikasi yang lebih rendah juga.
Itulah sedikit informasi terkait vaksin booster, jenis vaksin COVID-19 yang digunakan dan angka efikasinya.
Bagi Anda yang belum mendapatkan vaksin booster, tidak perlu khawatir dan pilih-pilih ya. Vaksin booster yang tersedia saat ini merupakan deretan vaksin yang telah teruji kualitas dan keamanannya.
Dan mengingat angka vaksinasi di Indonesia belum cukup untuk membentuk herd immunity, masyarakat diharapkan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan meski sudah menjalani vaksinasi.
Pandemi belum juga usai. Bagi Anda yang ingin mengetahui antibodi/ imunitas terhadap virus COVID-19, MurniCare sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, memiliki layanan tes imun dengan hasil yang cepat dan akurat. Layanan ini tersedia melalui kunjungan ke rumah (Home Service), kunjungan ke kantor (Corporate Service), maupun drive-thru di sini.
Selain itu, MurniCare juga memiliki layanan Immune Booster bagi Anda yang ingin meningkatkan daya tahan tubuh atau ingin cepat sembuh dari gejala COVID-19.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline: 1500 813 atau WhatsApp: 0811 811 146.