Fenomena “Revenge Travel” setelah Kasus COVID-19 Melandai
MurniCare, Jakarta – Kabar gembira! Beberapa minggu belakangan ini, Indonesia mengalami penurunan yang cukup drastis untuk kasus baru dan angka kematian akibat COVID-19. Pemerintah pun mulai melonggarkan berbagai peraturan dan kebijakan sehingga masyarakat mulai bisa beraktivitas dalam kondisi ‘new normal’. Pelonggaran ini pun memicu terjadinya fenomena Revenge Travel.
Apa itu Revenge Travel? Singkatnya Revenge Travel adalah wisata balas dendam. Mengutip dari The Economic Times, revenge travel atau revenge tourism adalah fenomena yang terjadi saat masyarakat melakukan perjalanan atau berwisata ke luar rumah setelah menjalani isolasi.
Seperti yang telah kita ketahui, kegiatan masyarakat mulai dari awal pandemi hingga saat ini sangat dibatasi demi menekan penyebaran COVID-19. Isolasi, karantina, pembatasan aktivitas sosial, dan larangan berpergian menjadi pemicu munculnya fenomena revenge travel ini.
Fenomena Revenge Travel
Selama lebih dari 1,5 tahun masyarakat lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumah, mulai dari bekerja, berolahraga, dan berbagai kegiatan lainnnya.
Kegiatan ini cukup monoton dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan aktivitas sehari-hari kita sebelum pandemi. Tidak heran jika keinginan untuk berwisata setelah pandemi menjadi ‘lebih tinggi’ dari sebelumnya.
Oleh karena itu, dengan melonggarnya aturan untuk berwisata, kegiatan vaksinasi yang semakin giat dilakukan, serta berkurangnya jumlah kasus COVID-19, membuat kegiatan wisata meningkat dan diprediksi akan semakin meningkat di tahun 2022.
Sebuah survei yang dilakukan oleh Agoda dari 16.064 responden pada Desember 2020 lalu bahkan menunjukkan bahwa melakukan kegiatan perjalanan menjadi salah satu hal yang paling dinanti di tahun 2021 ini.
Meskipun antusiasme masyarakat yang tinggi untuk berpariwisata merupakan kabar baik untuk industri pariwisata, fenomena revenge travel ini juga memunculkan kekhawatiran tersendiri di tengah masyarakat.
Tidak sedikit masyarakat yang merasa khawatir akan munculnya gelombang pandemi berikutnya dengan meledaknya jumlah orang yang bepergian dan berpotensi menimbulkan kerumunan di daerah-daerah wisata.
Harus Tetap Waspada
Pakar epidemiologi dari Griffith University di Australia, Dicky Budiman, mengingatkan bahwa meningkatnya kegiatan revenge travel ini dapat memicu kerumunan dan pemerintah diimbau untuk selalu waspada dam melakukan evaluasi setiap saat.
Pemerintah diimbau untuk melakukan evaluasi secara berkala dan tidak tergesa-gesa dalam membuka gerbang internasional karena bisa memicu terjadinya gelombang ke 3.
Pada 14 Oktober 2021 ini, Pemerintah Indonesia memutuskan membuka kembali Pulau Bali untuk pengunjung internasional dari beberapa negara. Mulai dari Korea Selatan, Cina, Jepang, Dubai, hingga Selandia Baru. Ini merupakan upaya untuk memulihkan sektor pariwisata Bali yang terpuruk karena pandemi.
Oleh karena itu, semua harus disiapkan dengan matang dan protokol kesehatan yang ketat dan evaluasi secara berkala wajib dilakukan. Selain itu, semua pihak mulai dari dinas pariwisata hingga dinas kesehatan harus proaktif untuk mencegah timbulnya gelombang ketiga COVID-19.
Meskipun kasus COVID-19 sudah turun, kita harus tetap waspada dan tidak boleh lengah karena Coronavirus masih berkeliaran.
Berwisata saat pandemi tentunya akan berbeda dengan sebelumnya. Jangan lupa penuhi segala persyaratan yang berlaku. Mulai dari skrining wajib COVID-19 hingga melakukan karantina sepulang dari luar negeri.
Jadi, jika Anda membutuhkan layanan tes COVID-19, MurniCare siap melayani Anda kapan pun. Tidak hanya menyediakan layanan drivethru dan home service untuk tes PCR dan Antigen, MurniCare juga menyediakan layanan Immune Booster.
Layanan tersebut tentunya dapat membantu meningkatkan sistem imun tubuh agar Anda tetap sehat dan fit selama bepergian. Untuk pemesanan atau konsultasi, silakan hubungi kami di sini – Hotline 1500 813 dan WhatsApp 0811 811 146.