Kesehatan, Pembaruan

Sering Merasa Pusing Setelah Makan? Ini Dia Penyebabnya

Seorang gadis sedang mengalami pusing setelah makan

MurniCare, Jakarta – Umumnya, seseorang akan mengonsumsi makanan untuk menghilangkan pusing dengan meningkatkan kadar gula dalam darah. Namun, dalam kondisi tertentu, seseorang bisa saja mengalami pusing setelah makan.

Seorang gadis sedang mengalami pusing setelah makan

Gambar dari Freepik

Kondisi ini tentunya akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari bila tidak segera diatasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasi pusing setelah makan.

Penyebabnya

Selain disebabkan oleh sejumlah kondisi medis tertentu, pusing setelah makan juga ternyata dapat dipicu oleh makanan yang Anda konsumsi. Ingin tahu apa saja jenis makanan pemicunya? Simak terus yuk ulasan berikut ini.

  1. Sensitivitas terhadap makanan

Bagi sebagian orang, mengonsumsi makanan tertentu dapat memicu terjadinya kondisi medis seperti pusing setelah makan.

Orang dengan penyakit Meniere misalnya, harus menghindari makanan asin karena kandungan garam di dalamnya dapat meningkatkan tekanan pada telinga bagian dalam, yang mana berpotensi memperparah gejala pusing.

Ada pun makanan tertentu yang memicu seseorang mengalami migrain penyebab pusing, yaitu cokelat, produk susu, keju, anggur merah, dan kacang.

Selain makanan, alkohol juga termasuk salah satu pemicu pusing. Pasalnya, kandungan alkohol yang ada di dalam darah dapat menyebabkan seseorang merasa sekitarnya sedang berputar.

  1. Langsung berdiri setelah makan

Salah satu penyebab pusing setelah makan adalah turunnya tekanan darah secara tiba-tiba saat seseorang terlalu terburu-buru untuk berdiri setelah menghabiskan makanannya. Kondisi ini dikenal dengan istilah hipotensi ortostatik. Agar dapat mencegahnya, Anda perlu meluangkan waktu untuk duduk selama beberapa saat setelah makan.

Ada pun sederet pemicu terjadinya hipotensi ortostatik yang meliputi dehidrasi, gula darah rendah, kehamilan, infeksi, anemia, hingga diabetes.

  1. Gula darah rendah

Kadar gula dalam darah biasanya akan meningkat setelah makan. Namun, jika gula dalam darah mengalami penurunan setelah 2 – 5 jam setelah makan, seseorang kemungkinan besar mengalami hipoglikemia reaktif.

Kondisi ini sering menyebabkan seseorang pusing setelah makan asupan berkarbohidrat tinggi.

Pengidap diabetes dan pradiabetes serta orang yang pernah menjalani operasi perut merupakan kelompok yang rentan mengalami hipoglikemia reaktif. Hal ini dikarenakan mereka kesulitan untuk memproduksi insulin dalam jumlah yang tepat.

  1. Tekanan darah rendah

Turunnya tekanan darah secara tiba-tiba setelah makan disebut sebagai hipotensi postprandial. Kondisi ini terjadi saat perut dan usus membutuhkan tambahan darah untuk dapat mencerna makanan. Akibatnya, aliran darah ke bagian tubuh lainnya pun berkurang, sehingga memicu terjadinya pusing, pingsan, sakit dada, penghilatan kabur, dan mual.

Sejumlah orang seperti lansia, penderita Parkinson, dan penderita gangguan sistem saraf merupakan kelompok yang rentan mengalami hipotensi postprandial.

  1. Penggunaan obat diabetes

Penggunaan insulin sebagai obat diabetes dapat menyebabkan pusing jika terlalu banyak menurunkan kadar gula dalam darah. Penderita diabetes yang mengonsumsi insulin sesaat sebelum makan biasanya merasakan pusing saat obatnya bekerja.

Bagi Anda penderita diabetes yang sering mengalami hal ini, ada baiknya berkonsultasi ke dokter terkait pengurangan dosis, perubahan obat, dan penyesuaian jadwal makan.

Cara mengatasi pusing setelah makan

Rasa pusing setelah makan dapat dicegah dengan memperhatikan pemicunya. Melansir dari Healthline, berikut beberapa cara yang dapat Anda coba:

  • Meminum satu atau dua gelas air putih, terutama sebelum makan. Hal ini dapat meningkatkan jumlah volume darah dalam tubuh, sehingga tekanan darah tidak turun setelah makan.
  • Mengonsumsi makanan yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna, seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran.
  • Menghindari makanan tinggi gula dan berkarbohidrat olahan yang meliputi roti, nasi putih, pasta, dan kentang. Sederet asupan tersebut merupakan makanan yang mudah dicerna dan dapat meningkatkan risiko hipotensi postprandial.
  • Mengonsumsi makanan porsi kecil tapi sering. Ini dapat menghindarkan Anda dari pusing dibandingkan dengan mengonsumsi makanan porsi besar yang membutuhkan banyak energi dan aliran darah untuk mencernanya.
  • Menghindari makanan atau minuman yang dapat menyebabkan pusing, seperti kafein, alkohol, dan makanan tinggi sodium.
  • Bangun dari duduk secara perlahan pada satu jam pertama setelah makan. Pasalnya pada waktu ini, pusing paling mungkin terjadi.

Itu dia informasi seputar penyebab dan cara mengatasi pusing setelah makan. Jika gejala pusing terus berlanjut setelah mengikuti tips tersebut, sebaiknya Anda segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Jika Anda berada di area Jakarta Barat, memeriksakan diri di MurniCare adalah pilihan tepat.

Sebab sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, MurniCare tidak hanya menyediakan layanan dokter umum saja, melainkan sejumlah layanan lainnya yang meliputi tes dan vaksinasi COVID-19, fisioterapi, suntik vitamin C, hingga vaksinasi untuk jemaah haji, yakni meningitis dan influenza.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.

Tinggalkan Balasan