Kesehatan, Pembaruan

Hipotensi Ortostatik – Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Seorang wanita yang merasa pusing saat berdiri dari posisi duduk atau berbaring karena menderita hipotensi ortostatik

MurniCare, Jakarta – Hipotensi ortostatik adalah kondisi di mana tekanan darah turun secara drastis karena perubahan postur. Kondisi yang disebut juga sebagai hipotensi postural ini terjadi saat seseorang beranjak berdiri secara tiba-tiba dari posisi duduk atau berbaring.

Seorang wanita yang merasa pusing saat berdiri dari posisi duduk atau berbaring karena menderita hipotensi ortostatik

Gambar dari Freepik

Pada perubahan posisi dari duduk ke berdiri tersebut, daya gravitasi akan menarik darah untuk berkumpul di tubuh bagian bawah, tepatnya di kaki dan perut. Alhasil, tekanan darah pun menurun karena hanya ada sedikit darah yang mengalir ke jantung.

Seseorang yang mengalami hipotensi ortostatik biasanya akan merasa pusing atau bahkan pingsan.

Namun, untungnya, gejala hipotensi ortostatik ringan hanya muncul sesekali dan berlangsung selama beberapa menit saja. Berbeda halnya jika sudah berkepanjangan atau kronis, hal tersebut bisa menjadi pertanda bahwa Anda mengalami gejala medis lain, seperti stroke dan penyakit jantung.

Penyebab Hipotensi Ortostatik

Tekanan darah yang turun akibat perubahan postur terjadi karena berkurangnya aliran darah ke jantung. Namun, pada kondisi normal, respon alami tubuh dapat menangani hal tersebut.

Sementara itu, pada penderita hipotensi ortostatik, respon alami tubuh tidak berfungsi dengan baik karena mengalami gangguan. Melansir dari Mayo Clinic, berikut ini sejumlah hal yang menyebabkan terjadinya gangguan pada respons alami tubuh, sehingga tidak bisa menangani turunnya tekanan darah.

  1. Dehidrasi

Kondisi ini dapat mengurangi kadar darah dalam tubuh. Ada beberapa hal yang menyebabkan Anda mengalami dehidrasi, yaitu demam, muntah, diare, keringat berlebih, dan kurang minum air putih.

  1. Masalah jantung

Beberapa masalah jantung, seperti bradikardia, gagal jantung, serangan jantung, dan penyakit katup jantung dapat menyebabkan turunnya tekanan darah.

  1. Gangguan sistem saraf

Sejumlah gangguan sistem saraf, seperti penyakit Parkinson, multiple system atrophy, Lewy body dementia, pure autonomic failure, dan amyloidosis dapat mengacaukan fungsi tubuh untuk mengontrol tekanan darah.

  1. Gangguan kelenjar endokrin

Segelintir gangguan pada kelenjar endokrin, seperti penyakit Addison dan hipoglikemia dapat menyebabkan terjadinya hipotensi ortostatik.

  1. Mengonsumsi makanan tertentu

Sebagian orang akan mengalami penurunan tekanan darah saat memakan asupan tertentu. Hal ini biasanya terjadi pada orang lanjut usia (lansia).

Faktor Risiko

Ada pun sederet faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami hipotensi ortostatik, yakni:

  1. Tidak aktif secara fisik atau terlalu lama berbaring karena sedang dirawat di rumah sakit.
  2. Beraktivitas di lingkungan bersuhu tinggi yang dapat menyebabkan keringat berlebih hingga berujung pada dehidrasi.
  3. Usia 65 tahun atau di atasnya lebih rentan terserang hipotensi ortostatik karena kinerja organ tubuhnya yang mulai melambat atau melemah.
  4. Penggunaan obat-obatan tertentu untuk menangani tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.

Selain keempat faktor di atas, mengonsumsi minuman beralkohol juga dapat meningkatkan risiko hipotensi ortostatik.

Gejala Hipotensi Ortostatik

Gejala hipotensi ortostatik sering terjadi dan lebih parah di pagi hari. Pasalnya, pada waktu tersebut, tekanan darah berada pada tingkat terendah. Bahkan pada sebagian orang, gejala akan semakin parah saat mengalami demam, terpapar suhu tinggi, atau mandi air hangat.

Mengutip dari Cleveland Clinic, gejala utama hipotensi ortostatik adalah pusing atau sakit kepala ringan ketika berganti postur dari posisi duduk ke berdiri. Namun, gejala tersebut akan membaik ketika Anda kembali duduk atau berbaring.

Ada pun beberapa gejala lain dari hipostensi ortostatik, yaitu:

  • Sulit berkonsentrasi.
  • Kelelahan.
  • Sakit kepala.
  • Jantung berdebar-debar.
  • Penglihatan kabur.
  • Nyeri dada, bahu, dan leher.
  • Mual atau merasa gerah dan berkeringat.
  • Sesak napas.

Komplikasi

Jika hipotensi ortostatik kronis tidak segera diatasi, berikut ini beberapa komplikasi yang dapat terjadi.

  1. Syok atau kegagalan organ bila tekanan darah terlalu rendah secara konsisten.
  2. Stroke atau penyakit jantung yang dipicu oleh fluktuasi tekanan darah.
  3. Hipotensi portprandial, yaitu kondisi di mana tekanan darah mengalami penurunan 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi makanan berkarbohidrat tinggi.
  4. Patah tulang atau gegar otak karena terjatuh tidak sadarkan diri saat Anda merasa pusing dan pingsan.
  5. Hipotensi terlentang, yaitu kondisi turunnya tekanan darah saat Anda berbaring.

Pencegahan

Bagi Anda yang rentan mengalami hipotensi ortostatik, berikut ini sejumlah langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi gejalanya.

  1. Jaga suhu tubuh agar tetap sedang (tidak terlalu rendah maupun tinggi). Usahakan untuk tidak mandi menggunakan air hangat atau panas.
  2. Selalu terhidrasi dengan meminum banyak air putih, membatasi minuman beralkohol, dan menghindari makanan berkarbohidrat tinggi.
  3. Hindari tidur terlentang. Sebaiknya tinggikan kepala Anda menggunakan beberapa bantal atau memiringkan kasur saat tidur.
  4. Aktifkan otot Anda dengan menggerakan kaki saat berdiri dalam waktu yang lama. Atau bila perlu, lakukan latihan isometrik (meremas bola karet lembut atau handuk, atau mengepalkan tangan dan melepaskan kepalan) untuk meningkatkan tekanan darah sebelum berdiri.
  5. Hindari terlalu cepat berdiri. Usahakan untuk berdiri secara perlahan saat hendak berdiri dari posisi duduk atau berbaring. Jika diperlukan, pegang sesuatu yang kokoh saat Anda berdiri.

Itu dia seputar informasi terkait penyebab, gejala, beserta cara mencegah hipotensi ortostatik. Namun, bila Anda mengalami gejala hipotensi ortostatik yang berkepanjangan, segeralah periksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Jika Anda berada di area Jakarta Barat, memeriksakan diri di MurniCare adalah pilihan tepat.

Sebab sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, MurniCare tidak hanya menyediakan layanan dokter umum saja, melainkan sejumlah layanan lainnya yang meliputi tes dan vaksinasi COVID-19, fisioterapi, suntik vitamin C, hingga vaksinasi untuk jemaah haji, yakni meningitis dan influenza.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.

Tinggalkan Balasan