Positif COVID-19 Tanpa Gejala? Ikuti 8 Panduan Isolasi Mandiri Ini
Jakarta, MurniCare – Saat terkonfirmasi positif COVID-19, banyak orang yang bingung dan khawatir jika harus menjalani isolasi mandiri di rumah.
Mereka bingung mengenai apa yang harus dilakukan dan dipersiapkan selama isolasi mandiri. Juga khawatir jika mereka berpotensi menularkan COVID-19 kepada anggota keluarganya.
Isolasi mandiri adalah salah satu protokol kesehatan yang diperlukan untuk menekan laju penularan COVID-19. Meski begitu, protokol ini hanya diberlakukan bagi pasien COVID-19 dengan kondisi tertentu.
Lantas, kriteria apa saja yang harus dimiliki agar pasien bisa menjalani isolasi mandiri di rumah? Berikut ini adalah syarat-syaratnya.
- Terkonfirmasi positif COVID-19 namun tanpa gejala atau bergejala ringan
- Berusia di bawah 48 tahun
- Tidak memiliki penyakit penyerta seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, atau pun penyakit paru-paru yang kronis
- Memiliki ruangan terpisah dari penghuni rumah lainnya, dan
- Memiliki kamar mandi yang berada di dalam rumah
Selain itu, pasien pun tidak diperbolehkan berada di dalam satu rumah dengan kelompok rentan. Kelompok tersebut terdiri dari lansia, bayi, ibu hamil, dan orang dengan sistem imun rendah.
Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, pasien harus menjalani perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain yang disediakan oleh pemerintah atau kelurahan.
Panduan isolasi mandiri
Jika benar Anda terpapar COVID-19 dan dapat memenuhi semua syarat di atas, berikut ini adalah panduan yang dapat Anda lakukan selama menjalani isolasi mandiri di rumah:
-
Selalu memakai masker
Ini bertujuan untuk mencegah adanya klaster keluarga. Meski di rumah, Anda harus tetap memakai masker, diutamakan untuk memakai masker jenis surgical mask. Terlebih dengan adanya mutasi virus COVID-19 yang lebih menular dan berbahaya, baiknya gunakan dua masker sekaligus.
-
Jangan keluar rumah
Selama masa isolasi, tetaplah di rumah. Jika memang ada keperluan untuk ke luar, seperti membeli makanan atau obat-obatan, mintalah bantuan orang lain untuk melakukannya.
-
Jaga komunikasi
Sangatlah penting untuk selalu terhubung, baik dengan keluarga, teman, maupun nakes. Meski sedang isolasi mandiri, bukan berarti Anda tidak bisa berkomunikasi. Anda bisa memanfaatkan telepon, video call, atau media sosial agar tidak merasa kesepian dan stress selama masa isolasi.
Penting juga untuk selalu melaporkan perkembangan Anda kepada tenaga kesehatan terdekat.
-
Pakai peralatan terpisah
Selama isolasi mandiri di rumah, baiknya gunakan peralatan makan dan mandi secara terpisah. Sediakan juga tempat sampah atau kantung plastik khusus untuk membuang tisu yang Anda gunakan saat batuk dan bersin, serta membersihkan mulut dan hidung.
Atau sebisa mungkin, gunakan kamar mandi yang terpisah dari penghuni lainnya. Namun jika tidak memungkinkan, Anda harus rutin mendisinfeksi kamar mandi setelah menggunakannya, terutama barang-barang yang sering digunakan, seperti kran, pegangan shower, gayung, dan flush toilet.
-
Siapkan peralatan medis, obat, dan vitamin yang dibutuhkan
Selain menyediakan dan menggunakan masker medis, sarung tangan, dan hand sanitizer untuk melindungi keluarga dari resiko tertular COVID-19, pasien juga harus terus memantau kondisi kesehatannya selama isolasi berlangsung. Pasien disarankan untuk rutin mengecek suhu tubuh dan kadar oksigen dalam darah. Untuk dapat melakukan hal tersebut, Anda harus memiliki peralatan medis seperti termometer dan oksimeter.
Lakukanlah pemantauan secara berkala. Jika mendapati suhu tubuh mencapai atau lebih dari 38 derajat Celcius, Anda harus segera menghubungi faskes terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. Begitu juga bila saturasi oksigen Anda berada di bawah 95 persen.
Namun jika demam dirasa masih ringan, konsumsilah obat yang mengandung paracetamol untuk menurunkan demamnya.
Tabung oksigen pun penting untuk mengantisipasi timbulnya kesulitan bernafas atau sesak nafas. Pasien COVID-19 yang memiliki saturasi oksigen di bawah 95 persen wajib mempunyai alat tersebut. Paling penting stok vitamin atau obat-obatan yang sudah dikonsultasikan dengan dokter, terutama yang memiliki kormobid,
Selain itu, jangan lupa juga untuk mengonsumsi vitamin yang sudah dikonsultasikan dengan dokter, terutama bagi pasien yang memiliki komorbid seperti penyakit diabetes, jantung, dan paru-paru.
-
Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Biasakan cuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin. Usahakan juga untuk makan, minum, dan istirahat yang cukup. Minumlah air minimal 8 gelas sehari, konsumsi makanan bergizi, serta suplemen atau vitamin sesuai dengan anjuran dokter.
Selama isolasi mandiri, jangan lupa juga berjemur dan berolahraga ringan setiap pagi di bawah sinar matahari. Lakukan selama 15-30 menit sebelum jam 9 pagi. Sinar matahari yang terserap kulit dipercaya dapat membantu tubuh untuk memproduksi vitamin D yang berfungsi untuk mempercepat proses pemulihan.
-
Rutin bersihkan rumah
Gunakan cairan disinfektan untuk bersihkan setiap ruangan dan peralatan rumah, terutama barang-barang yang sering digunakan atau disentuh, seperti gagang pintu, remote tv, kursi, telepon rumah, dan lain sebagainya.
-
Hubungi faskes terdekat
Apabila gejala yang Anda alami semakin memburuk, misalnya demam tinggi disertai dengan batuk terus-menerus dan kesulitan bernafas, segera hubungi rumah sakit atau faskes terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Durasi isolasi
Lamanya isolasi mandiri untuk pasien COVID-19 tanpa gejala dan bergejala ringan tentu saja berbeda. Untuk pasien tanpa gejala, isolasi mandiri dapat dilakukan selama 10 hari sejak pasien terkonfirmasi positif COVID-19.
Sedang pasien bergejala ringan, durasinya memang sama, yaitu 10 hari namun ditambah 3 hari untuk memastikan pasien bebas dari gejala apapun.
Setelah melalui masa isolasi, pasien perlu melakukan kontrol kesehatan ke faskes terdekat tanpa harus menjalani tes swab lagi.
Terlepas dari hal tersebut, waktu penyembuhan setiap pasien pastinya berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Namun jika ingin cepat sembuh, ikutilah panduan isolasi mandiri di atas dan jangan panik.
Spesialis Paru dan Konsultan Intensivits dan Gawat Nafas di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta Dr Dewiyana Andari Kusamana, SpP (K), mengatakan pasien positif COVID-19 yang tenang akan jauh lebih mudah penyembuhannya dibanding mereka yang gelisah.
Baca juga: 7 Cara Efektif dan Mudah untuk Mencegah Penularan Virus COVID-19
Bagi Anda yang sedang menjalani isolasi mandiri, MurniCare sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif siap untuk memberikan perawatan yang aman dan profesional langsung di rumah Anda. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami melalui WhatsApp 0811 811 146 (fast response), Hotline 1500 813, atau email di info@murnicare.com.