Hasil Tes COVID-19 Pasti Positif saat Batuk Pilek? Ini Kata Ahli Paru
MurniCare, Jakarta – Belakangan ini, sempat beredar kabar bahwa hasil tes antigen COVID-19 bakal positif bila sedang batuk pilek. Apakah benar?
Nyatanya, tidak demikian. Menurut Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Erlina Burhan, pasien justru disarankan melakukan tes COVID-19 sedini mungkin saat gejala baru muncul atau terbilang ringan.
Bukan tanpa alasan, ini dilakukan untuk memastikan penyebab munculnya gejala. Apakah disebabkan oleh infeksi COVID-19 atau infeksi patogen lain.
“Kalau negatif misalnya, bukan karena COVID-19 tapi karena bakteri, kan tatalaksananya juga kan berbeda,” jelasnya dalam agenda webinar daring IDI.
Jika tidak segera menjalani tes COVID-19, dikhawatirkan gejala akan semakin memburuk lantaran penanganan yang telat.
“Dan kalau terlambat tidak mau didiagnosis, nanti sudah parah, pengobatannya akan lebih susah,” kata dia.
Jika gejalanya berat, lanjut Erlina, pasien COVID-19 akan lebih rentan mengalami long COVID, gejala COVID-19 yang berkepanjangan.
“Di data jurnal, penyakit yang berat itu berhubungan dengan long COVID-19, saya memiliki pasien-pasien long COVID ini karena rata-rata penyakitnya berat waktu dirawat, dan ini sungguh menyulitkan dan rata-rata gejalanya fatigue, jalan 200 meter sudah sesak,” jelasnya.
Erlina pun menyarankan, saat gejala baru muncul, lakukanlah tes COVID-19 agar gejala dapat segera diobati guna menghindari risiko mengalami long COVID.
Segera tes COVID-19 bila mengalami gejala ini
Saat dunia mulai memasuki masa transisi dari pandemi ke endemi, muncul subvarian Omicron baru yang dapat menghindari atau lolos dari penjagaan antibodi, yaitu BA.4 dan BA.5.
Menurut Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, gejala subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sebenarnya tidak lebih ringan daripada varian COVID-19 lainnya.
Gejala yang dialami pasien saat ini terbilang ringan karena imunitas masyarakat yang sudah terbentuk dari vaksinasi maupun infeksi alami COVID-19.
“Omicron ini bukan lebih ringan, tapi yang menjadi penyebab ringan adalah karena imunitas yang sudah terbentuk,” jelas Dicky.
Jika subvarian Omicron baru ini, tambah Dicky, menyerang saat tingkat imunitas masyarakat rendah, yaitu ketika Delta mendominasi, angka kematian pasti akan lebih besar.
“Kita beruntung BA.4 dan BA.5 datang setelah gelombang Delta,” katanya.
Adapun gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang perlu Anda waspadai, yaitu:
- Batuk.
- Fatigue atau kelelahan.
- Hidung tersumbat atau rinore.
- Demam.
- Mual atau mundah.
- Sesak nafas.
- Diare.
- Anosmia atau ageusia.
Itu tadi sekilas informasi seputar pentingnya pemeriksaan dini COVID-19 dan gejala yang perlu diwaspadai untuk menghindari Long COVID.
Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Bagi Anda yang merasa mengalami gejala yang disebutkan di atas, sebaiknya segera jalani tes COVID-19 di fasilitas kesehatan terdekat seperti MurniCare.
Namun, bila Anda tidak mau repot keluar rumah, biarkan tim medis profesional kami yang mengetuk pintu Anda. Karena tidak hanya on-site, MurniCare juga menyediakan layanan home service untuk memberikan Anda kemudahan dan kenyamanan dalam menjalani tes antigen COVID maupun RT-PCR.
Sementara bagi Anda yang sedang dalam masa pemulihan, MurniCare pun menyediakan layanan suntik vitamin C untuk mempercepatnya.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.