Alami Reinfeksi COVID-19 Omicron Setelah Divaksin? Ini Penyebabnya
Jakarta, MurniCare – Vaksinasi tidak membuat kita 100 persen kebal terhadap COVID-19. Oleh karena itu, tidak sedikit orang yang terinfeksi ulang meski sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap maupun booster. Fenomena ini dikenal sebagai breakthrough infection atau reinfeksi COVID-19.
Melansir dari laman hopkinsmedicine, breakthrough infection adalah infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan kuman walau seseorang sudah menjalani vaksinasi.
Tapi kabar baiknya, sebagian besar pasien yang mengalami reinfeksi COVID hanya menderita gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.
Terlebih lagi, berdasarkan hasil studi yang dijalankan oleh dr Penny Moore dari National Institute for Communicable Diseases, Afrika Selatan, orang yang sudah mendapatkan vaksin lalu terinfeksi Omicron, berpeluang memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi dan efektif untuk melawan varian virus COVID-19 lainnya di masa depan.
Namun begitu, kita harus terus waspada karena orang yang terkena breakthrough infection tetap dapat menularkan COVID-19 ke orang-orang di sekitarnya.
Lantas, faktor apa sajakah yang menyebabkan seseorang mengalami reinfeksi COVID-19?
Abai akan protokol kesehatan
Menurut ahli infeksi dari WHO (World Health Organization), Dr Katherine O’Brien, salah satu faktor penyebab terjadinya breakthrough infection adalah kelalaian.
Banyak orang yang keliru dan beranggapan bahwa vaksinasi bisa sepenuhnya melindungi mereka dari paparan COVID-19.
Atas dasar pemikiran tersebut, orang-orang pun mengabaikan protokol kesehatan dan pergi keluar tanpa menggunakan masker yang menjadi salah satu perlindungan.
“Kita melihat lebih banyak kasus breakthrough infection, sebagian karena orang-orang berhenti melakukan langkah pencegahan penyebaran virus,” lanjut Katherine.
Padahal di luar sana, varian Omicron yang mampu menembus benteng pertahanan antibodi yang dihasilkan vaksin saat ini masih bebas berkeliaran.
Maka dari itu, kita tidak boleh lengah walau telah menerima vaksin dosis lengkap dan booster dosis setengah. Ini menandakan bahwa protokol kesehatan harus terus diterapkan sampai seruan tercapainya herd immunity mulai digaungkan.
Sistem imun yang lemah
Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan penyakit penyerta (komorbid) adalah dua kelompok yang rentan mengalami reinfeksi COVID. Pasalnya, mereka merupakan kelompok yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah.
Maka untuk mencegah meluasnya penularan, meminimalisir tingkat keparahan, hingga kematian akibat COVID-19, pemerintah pun menjadikan mereka sebagai kelompok prioritas vaksin booster.
Namun terlepas dari dua kelompok rentan di atas, kelompok masyarakat umum pun ternyata berpotensi mengalami breakthrough infection.
Menurut ahli biokimia Dr Robert Darnell dari Rockefeller University, breakthrough infection atau reinfeksi COVID-19 mungkin terjadi karena vaksin tidak memicu respons antibodi yang kuat.
“Tubuh setiap orang merespons vaksin dengan membuat antibodi untuk melawan COVID-19. Namun masalahnya, tidak semua orang dapat menghasilkan antibodi yang banyak. Sebagian orang hanya menghasilkan sedikit antibodi. Jadi, kuat dan lemahnya sistem imun seseorang tergantung pada masing-masing individu,” jelas Darnell.
Lalu, apa yang harus dilakukan bila mengalami breakthrough infection?
Isolasi mandiri di rumah
Tak perlu cemas, Anda dapat melakukan isolasi mandiri jika hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Namun begitu, ada syarat yang harus dipenuhi agar isoman berjalan dengan lancar dan aman.
Sementara jika mengalami gejala sedang, parah, hingga kritis, Anda harus segera mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Namun bila kapasitas di rumah sakit penuh, Anda bisa pergi ke fasilitas isolasi terpusat yang telah disediakan oleh pemerintah.
Itulah sedikit informasi terkait breakthrough infection atau reinfeksi COVID yang dapat menyerang siapa saja.
Bagi Anda yang belum mendapatkan vaksin dosis lengkap maupun booster, segerakan diri untuk menjalani vaksinasi. Karena tidak hanya untuk melindungi diri, vaksinasi pun dapat melindungi orang-orang yang kita sayangi.
Dan jika sudah melakukan vaksinasi, jangan lupa juga untuk tetap terapkan protokol kesehatan. Sebab vaksinasi bukanlah satu-satunya harapan untuk mencapai herd immunity di masa depan.
Sementara bagi Anda yang sedang menjalani isolasi mandiri, MurniCare menyediakan layanan khusus yang terdiri dari self-isolation visit dan teleconsultation. Kedua layanan ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan perawatan yang aman dan nyaman di rumah.
Dan untuk Anda yang sedang dalam masa pemulihan, MurniCare pun menyediakan layanan tes COVID-19 yang lengkap dan terjangkau. Hasil tes tentunya dapat digunakan untuk memastikan apakah Anda masih terpapar atau tidak.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.