7 Vaksin COVID-19 yang Digunakan di Indonesia
Jakarta, Murnicare – Vaksin merupakan zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Kandungan vaksin sendiri dapat berupa bakteri atau virus yang telah dilemahkan atau dimatikan, bisa juga bagian dari patogen tersebut.
Umumnya, vaksin dapat diberikan melalui suntikan, tetes minum, atau uap (aerosol). Ketika dimasukkan ke dalam tubuh, vaksin akan membentuk antibodi dengan cepat untuk melawan bakteri atau virus yang menyerang.
Seberapa pentingkah vaksin?
Di tengah pandemi yang tak kunjung reda, peran vaksin sangatlah penting untuk menekan jumlah kasus positif COVID-19. Meski bukan sebagai obat untuk menyembuhkan, vaksin nyatanya dapat memperkuat imun untuk melawan serangan virus agar tidak menular.
Singkatnya, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar dengan berpartisipasi dalam program vaksinasi COVID-19.
Tahap pengembangan vaksin COVID-19
Pembuatan vaskin tidaklah semudah dan sesingkat yang dibayangkan. Untuk memastikan vaksin efektif, aman, dan siap untuk digunakan, perlu dilakukan penelitian dan uji klinis yang bisa memakan waktu hingga bertahun-tahun.
Berikut ini adalah sejumlah tahapan dalam proses pengembangan vaksin COVID-19.
-
Eksplorasi
Tahap ini merupakan langkah awal yang dilakukan untuk mengidentifikasi antigen alami atau sintetis yang mampu mencegah suatu bakteri atau virus penyebab penyakit.
Antigen adalah zat apa pun yang mampu merangsang sistem imun untuk menghasilkan antibodi sebagai bentuk perlawanan. SARS-CoV-2 misalnya, virus yang menyebabkan COVID-19, memiliki sejumlah antigen seperti nukleokapsid fosfoprotein dan spike glikoprotein.
-
Studi praklinis
Pada tahap ini, peneliti akan menginjeksikan vaksin ke hewan percobaan untuk mengetahui seberapa efektif dan amankah vaksin tersebut. Juga untuk mengkaji apakah ada efek samping yang timbul setelah pemberian vaksin.
-
Uji klinis fase I
Di uji klinis pertama ini, vaksin akan diberikan ke beberapa orang dewasa yang sehat. Tujuannya adalah untuk memastikan efektivitas dan keamanan vaksin pada manusia.
-
Uji klinis fase II
Pada fase kedua, vaksin akan diberikan ke banyak orang dengan usia dan kondisi kesehatan yang beragam.
Setelahnya, para peneliti akan mengkaji dan mengevaluasi efektivitas, keamanan, dan dosis vaksin yang tepat, serta menilai respons dari sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin yang diberikan.
-
Uji klinis fase III
Pada fase ini, vaksin akan diberikan ke lebih banyak orang dari fase sebelumnya, dengan kondisi kesehatan yang bervariasi. Lalu, para peneliti akan memonitor respons kekebalan tubuh dan efek sampingnya dalam jangka waktu tertentu. Umumnya, fase ketiga ini memerlukan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
-
Uji klinis fase IV
Jika berhasil lulus dalam semua uji klinis, vaksin akan mendapatkan izin edar untuk diberikan kepada manusia. Di Indonesia sendiri, izin tersebut dikeluarkan oleh BPOM. Meski sudah bisa digunakan oleh masyarakat luas, vaksin yang masih baru harus terus diteliti dan dievalusi.
Hal yang diharapkan dari pengembangan vaksin COVID-19
Serangkaian uji klinis yang dilakukan bertujuan untuk menjamin keamanan dan efektivitas vaksin sebelum diedarkan ke masyarakat. Karena vaksin COVID-19 masih sangat baru, penelitian dan evaluasi harus terus dilakukan untuk menilai respons tubuh dan kemungkinan adanya efek samping pada manusia.
Harapannya, vaksin ini dapat memangkas jumlah kasus positif dan kematian akibat COVID-19, juga terbentuknya herd immunity. Dengan begitu, aktivitas ekonomi dan sosial bisa kembali normal.
Profil vaksin yang digunakan di Indonesia
Menurut WHO, ada sekitar 287 kandidat vaksin COVID-19 yang sedang dalam pengembangan. Namun pemerintah melalui Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, telah resmi mengumumkan untuk menggunakan 7 jenis vaksin saja.
Berikut ini adalah sejumlah vaksin yang telah disetujui oleh Kemenkes:
-
Pfizer
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: mRNA (messenger ribonucleic acid). Vaksin mRNA adalah vaksin jenis baru yang menggunakan komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu. Dengan demikian , vaksin ini dapat memicu reaksi kekebalan tubuh layaknya virus atau kuman yang dilemahkan.
Suhu penyimpanan: -70oC
Klaim efektivitas: Efikasi sebesar 94-95%
Tahap uji klinis: Telah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) dari U.S. Food & Drug Administration (FDA)
Efek samping: Nyeri di lokasi penyuntikan, rasa lelah, sakit kepala, menggigil, nyeri sendi, dan demam
-
Sinovac
Negara asal: Cina
Bahan dasar: Virus yang dimatikan
Suhu penyimpanan: 2-8oC
Klaim efektivitas: Efikasi sekitar 65,3% (di Indonesia)
Tahap uji klinis: Sudah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) dari BPOM
Efek samping: Nyeri atau kemerahan di lokasi penyuntikan, nyeri otot, demam, dan sakit kepala
-
Moderna
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: mRNA
Suhu penyimpanan: -20oC
Klaim efektivitas: Efikasi sebesar 94,5%
Tahap uji klinis: Telah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) dari U.S. Food & Drug Administration (FDA)
Efek samping: Nyeri, bengkak, dan kemerahan di lokasi penyuntikan, rasa lelah, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, demam, serta mual dan muntah
-
Oxford/AstraZeneca
Negara asal: Inggris
Bahan dasar: Viral vector. Vaksin viral vector adalah vaksin yang menggunakan virus tidak berbahaya untuk mengirimkan sepotong kode genetik ke sel tubuh manusia, atau singkatnya untuk meniru infeksi. Hal ini memungkinkan seseorang mengembangkan respons imun spesifik terhadap patogen tanpa perlu mengalami infeksi.
Suhu penyimpanan: 2-8oC
Klaim efektivitas: Efikasi sebesar 62-90%
Tahap uji klinis: Telah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat di Otoritas Inggris
Efek samping: Nyeri dan bengkak pada lokasi penyuntikan, kemerahan di kuliat, demam ringan, dan sakit kepala
-
Novavax
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: Protein subunit. Vaksin protein subunit adalah tipe vaksin yang menginduksi respons imun dan meningkatkan produksi antibodi dan respons sel T terhadap virus SARS-CoV-2. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan komponen atau antigen patogen.
Suhu penyimpanan: 2-8oC
Klaim efektivitas: Belum diketahui
Tahap uji klinis: Sedang menjalani uji klinis fase 3
Efek samping: Sejauh ini tidak terlihat efek samping serius
-
Sinopharm
Negara asal: Cina
Bahan dasar: Inactivated virus. Vaksin inactivated virus adalah pemberian virus dalam kondisi RNA yang sudah dihancurkan, sehingga virus tidak bisa melakukan replikasi di dalam tubuh pasien. Epitop glikoprotein hemagglutinin pada permukaan virus yang diinjeksikan dapat merangsang antibodi protektif dalam tubuh.
Suhu penyimpanan: 2-8oC
Klaim efektivitas: Efikasi sebesar 79,34%
Tahap uji klinis: Telah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat di Otoritas kesehatan di Cina
Efek samping: Sejauh ini, tidak memiliki efek samping yang serius. Efek samping umumnya bersifat ringan, seperti demam, nyeri dan bengkak di lokasi penyuntikan, serta sakit kepala
Vaksin Inactivated virus adalah pemberian virus dalam kondisi RNA yang sudah dihancurkan, sehingga virus tidak bisa melakukan replikasi di dalam tubuh pasien. Epitop glikoprotein hemagglutinin pada permukaan virus yang diinjeksikan dapat merangsang antibodi protektif dalam tubuh.
-
Merah Putih – BioFarma
BioFarma bekerja sama dengan Lembaga Biomolekuler Eikjman masih terus melakukan pengembangan dan penelitian terhadap vaksin COVID-19. Uji klinis terhadap vaksin ini rencananya akan dimulai di tengah tahun 2021.
Terlepas dari negara asal dan material pembuatannya, beberapa vaksin yang digunakan telah dinyatakan aman dan tidak memiliki efek samping yang serius. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu takut untuk menjalani proses vaksinasi.
Baca juga: Mengenal Zifivax, Vaksin yang Ampuh Melawan Varian Baru Virus COVID-19
Namun jika Anda merasakan efek samping yang berkepanjangan setelah divaksin, segeralah hubungi penyedia layanan medis yang professional dan tersertifikasi seperti MurniCare.
Sebagai healthcare provider, kami juga menyediakan layanan MCU (Medical Check Up) atau Titer Test untuk mengecek level antibodi yang sudah terbentuk setelah vaksinasi.
Selain itu, MurniCare pun memiliki berbagai layanan kesehatan lain yang bisa membantu Anda untuk tetap fit, baik sebelum maupun setelah vaksinasi, seperti suntik vitamin, fisioterapi, dan lainnya. Untuk informasi lebih jauh, silakan hubungi kami melalui WhatsApp 0811 811 146 (fast response), Hotline 1500 813, atau email di info@murnicare.com.
Tak seorang pun yang ingin hidup berdampingan dengan virus mematikan. Namun agar tetap bertahan, pastikan diri untuk mengikuti program vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan di mana pun dan kapan pun Anda berada.