Pembaruan

Virus Cacar Monyet Bisa Menular Lewat Udara? Ini Kata CDC

Penularan virus cacar monyet atau monkeypox diduga dapat terjadi melalui udara

MurniCare, Jakarta – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menegaskan, penularan virus cacar monyet atau monkeypox sejauh ini hanya melalui kontak langsung dengan lesi cacar monyet atau cairan tubuh saja.

Penularan virus cacar monyet atau monkeypox diduga dapat terjadi melalui udara

Gambar dari Freepik

Pada beberapa kasus, virus cacar monyet juga bisa menular melalui pakaian yang terkontaminasi cairan luka maupun bila satu ranjang dengan penderita.

Selain itu, lanjut CDC, mekanisme penularan monkeypox tampaknya tidak sama seperti virus COVID-19 atau campak yang menyebar melalui udara di mana partikel virus dapat bertahan lama.

“Ini bukan virus yang ditularkan lebih dari beberapa meter. Itulah mengapa, kita harus benar-benar berhati-hati dalam memahami ini (cacar monyet),” jelas pakar virus CDC, Andrea McCollum.

Namun begitu, CDC tidak menepis kemungkinan penularan virus cacar monyet dapat terjadi melalui sekresi pernapasan atau droplet air liur saat seseorang melakukan kontak dekat yang berkelanjutan.

Pasien monkeypox perlu pakai masker?

Terkait dugaan penularan virus cacar monyet melalui udara, CDC sempat meminta pasien cacar monyet untuk memakai masker bedah.

Selain itu, CDC juga menganjurkan kelompok tertentu seperti kontak erat pasien cacar monyet dan tenaga kesehatan untuk mengenakan masker. Utamanya, di beberapa negara yang sudah terinfeksi monkeypox.

Bahkan beberapa waktu lalu, CDC juga mengeluarkan mandat bagi para wisatawan di negaranya untuk memakai masker sebagai langkah  pencegahan penularan monkeypox.

Kendati demikian, CDC kemudian menghapus rekomendasi tersebut karena telah menimbulkan kebingungan terkait mekanisme penularan virus.

“Kemarin malam, CDC menghapus rekomendasi masker dari Pemberitahuan Kesehatan Perjalanan monkeypox https://wwwnc.cdc.gov/travel/notices/alert/monkeypox karena menyebabkan kebingungan,” ucap juru bicara CDC.

Penularan virus cacar monyet terjadi di mana saja?

CDC menyebut sudah ada lebih dari 1.000 kasus penularan virus cacar monyet di dunia, termasuk di 31 negara non-endemik. Mengingat hal ini, CDC pun meningkatkan status kewaspadaan terhadap monkeypox di level dua untuk para pelaku perjalanan.

“Kasus cacar monyet telah dilaporkan di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Asia, dan Australia,” tulis CDC di laman resminya.

Selain itu, sebagian besar kasus juga diidentifikasi pada pria yang berhubungan seksual dengan sesama jenis.

“Beberapa kasus dilaporkan di antara pria yang berhubungan seks sesama pria. Beberapa kasus juga dilaporkan pada orang yang tinggal di rumah yang sama dengan orang yang terinfeksi,” lanjut CDC.

Sekilas tentang cacar monyet atau monkeypox

Melansir dari laman Kementerian Kesehatan, penyakit cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae.

Penyebab utama cacar monyet ini bersifat highlipatogenik atau zoonosis yang umumnya menular dari hewan ke manusia. Masa inkubasi penyakit monkeypox biasanya 6 sampai 16 hari. Ada juga yang bisa mencapai 5 hingga 21 hari.

Fase awal gejala yang terjadi pada 1 sampai 3 hari di antaranya meliputi demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

Pada fase erupsi atau fase paling infeksius, ruam atau lesi pada kulit mulai muncul dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopalpula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

Itulah informasi seputar penularan virus cacar monyet atau monkeypox. Hingga saat ini, belum ada satu pun kasus cacar monyet di Indonesia.

Namun, Anda harus tetap waspada jika sewaktu-waktu wabah ini menerpa. Daya tahan tubuh Anda harus tetap terjaga agar tidak rentan terserang berbagai penyakit, termasuk cacar monyet.

Bagi Anda yang ingin menjaga daya tahan tubuh, tenang ada MurniCare. Sebagai penyedia layanan yang komprehensif, MurniCare menyediakan layanan suntik vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.

 

Tinggalkan Balasan