Kesehatan, Pembaruan

Kenali 4 Jenis Kekerasan Pada Anak

MurniCare, Jakarta – Semua orang pernah menjadi anak-anak. Pengalaman yang terjadi saat anak-anak akan membentuk kepribadian seseorang ketika dewasa. Coba ingat-ingat, pengalaman masa kecil apa yang membuatmu menjadi sosok yang sekarang?

Ilustrasi kekerasan pada anak. © Freepik

Itulah mengapa kekerasan pada anak menjadi masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Mengetahui jenis-jenis kekerasan yang dapat dialami anak-anak menjadi langkah awal untuk mencegah dan menangani masalah ini. Berikut ini adalah empat jenis kekerasan pada anak yang harus kita kenali bersama.

Jenis-Jenis Kekerasan Pada Anak

Banyak orang mengira kalau kekerasan hanya melibatkan kontak fisik. Itu betul, namun bukan satu-satunya jenis kekerasan. Terdapat jenis kekerasan lain yang biasa menimpa pada anak, seperti:

1. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik merupakan bentuk yang paling mudah dikenali. Ini mencangkup tindakan seperti memukul, menendang, menampar, mencubit, dan hal-hal lain dengan menyakiti anak secara fisik.

Tanda-tanda kekerasan fisik bisa berupa memar, luka, hingga patah tulang. Apabila melihat tanda-tanda ini pada anak, segera ambil tindakan untuk melindungi anak.

2. Kekerasan Emosional (Mental)

Selain fisik, kekerasan emosional juga kerap terjadi pada anak. Perbuatan seperti merendahkan, menghina, mengancam, hingga umpatan pada anak, bisa merusak harga dirinya sehingga menganggu perkembangan emosionalnya.

Kekerasan emosional bisa berupa kritik berlebihan, perlakuan diskriminatif, hingga sikap acuh tak acuh. Ini bisa berdampak pada kesehatan mental anak.

Anak menangis karena kekerasan. © Freepik

3. Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual melibatkan berbagai aktivitas seksual pada anak. Apapun aktivitasnya seperti siulan, pelecehan, eksploitasi seksual, hingga pemerkosaan, tidak bisa dilakukan pada anak.

Ini menjadi kekerasan yang sangat berdampak bagi perkembangan anak. Bukan hanya memberikan dampak secara fisik, tapi juga trauma psikolosi yang mendalam.

4. Penelantaran (Pengabaian)

Kekerasan pada anak juga bisa secara pasif, seperti penelantaran atau pengabaian. Hal ini terjadi ketika kebutuhan dasar anak seperti makan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kasih sayang hingga kebutuhan kesehatannya tidak terpenuhi.

Penelantaran bisa berdampak serius pada anak. Orang tua yang memutuskan untuk memiliki anak harus bisa berkomitmen untuk tidak menelantarkannya.

Agar kekerasan pada anak tidak terjadi, maka dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, utamanya orang dewasa, sebagai orang tua. Ketika artikel ini ditulis, data kekerasan pada anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selama tahun 2024 sudah mencapai 14.836 kasus.

Orang dewasa pada berbagai sektor, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat, tidak boleh melakukan kekerasan pada anak dalam jenis apapun. Edukasi mengenai hak anak dan dukungan kepada korban menjadi sikap yang penting untuk diambil.

Yuk lindungi dan bela anak-anak dari kekerasan!