Kesehatan, Pembaruan

Apakah Masih Bisa Terpapar Virus Corona Setelah Vaksinasi COVID-19?

vaksin covid

Foto oleh Alena Shekhovtcova dari Pexels

MurniCare, Jakarta – Pandemi COVID-19 yang hingga saat ini masih terus berlangsung di Indonesia maupun di seluruh dunia tentunya memberikan banyak kekhawatiran. Hadirnya vaksin menjadi harapan bagi semua orang agar kita bisa menjalankan kegiatan sehari-hari dengan normal seperti sebelum COVID-19 melanda.

Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah menggalangkan program vaksinasi COVID-19 sejak Januari 2021 lalu. Presiden Joko Widodo menjadi orang yang pertama kali disuntuk Vaksin buatan Sinovac.

Awalnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang merasa skeptis dengan program vaksinasi dan ragu disuntik. Bahkan hingga saat ini, perdebatan itu masih tetap muncul seiring dengan beberapa kasus COVID-19 yang muncul setelah orang tersebut divaksinasi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, vaksinasi merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit, termasuk COVID-19 tapi bukan berarti akan 100 persen kebal akan penyakit tersebut.

Mengapa Masih Bisa Terinfeksi Meski Sudah Divaksin?

Vaksin memang bisa membantu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan pathogen seperti virus atau bakteri. Tapi yang perlu ditegaskan adalah tidak selamanya vaksin dapat melindungi 100 persen.

Menurut Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, seseorang tidak langsung kebal 100 persen setelah disuntik vaksin COVID-19. Sebab, mereka masih memerlukan waktu untuk meningkatkan antibodi di dalam tubuh.

Namun, Prof. Dr. Sri Rezeki menambahkan, kalau sudah divaksinasi dan terkena covid, dampak yang akan dirasakan tidak akan seganas jika belum divaksinasi sama sekali. Selain itu, meskipun kita sudah mendapatkan dua kali dosis vaksin COVID-19, antibodi dalam tubuh masih memerlukan waktu untuk meningkat dan membuat tubuh prima.

Kemudian, tidak mematuhi protokol kesehatan COVID-19 juga bisa menjadi alasannya. Yang perlu diingat dari vaksinasi itu sendiri adalah bahwa kita tidak kebal akan virus ini. Jadi, meskipun sudah divaksinasi, kita tetap harus mengikuti protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Dengkat kata lain, meskipun kita sudah mendapatkan vaksin COVID-19, kemungkinan tertular virus Corona masih ada bahkan setelah menerima dua dosis suntikan.

Sebagai virus yang baru dan menggemparkan dunia, saat ini para ilmuwan, peneliti dan ahli masih terus mempelajari virus COVID-19 ini. Begitu juga, hingga saat ini, para ahli masih meneliti untuk mengetahui berapa lama vaksin dapat melindungi seseorang dari infeksi.

Selain itu, perlindungan yang diberikan oleh vaksin bisa berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, seperti vaksin-vaksin lainnya yang sudah ada, diperlukan beberapa kali suntik ulang setiap beberapa tahun untuk menguatkan imun tubuh.

Faktor Pendukung Terinfeksi Kembali Setelah Vaksinasi COVID-19

vaksinasi

Gambar dari Freepik

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa vaksin COVID-19 bisa melindungi tubuh dari serangan COVID-19 meskipun tidak 100 persen. Vaksin ini bekerja dengan mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan virus COVID-19.

Namun, keberhasilan atau efektivitas vaksinasi juga memiliki faktor pendukung agar berjalan lancar, yaitu seberapa banyak masyarakat yang telah mendapatkan vaksin. Semakin banyak yang mendapatkan vaksin, tentunya keberhasilan vaksin akan terealisasi dengan lebih baik.

Hal tersebut yang menjadi tujuan utama pemerintah dari program vaksinasi ini, yaitu Herd Immunity atau kekebalan kelompok terhadap penyakit tertentu. Pemerintah percaya, dengan program vaksinasi ini, Herd Immunity bisa tercipta dan pada akhirnya perekonomian serta kegiatan sehari-hari bisa pulih seperti semula.

Vaksinasi di Indonesia

Sejauh ini terdapat tujuh jenis vaksin COVID-19 yang akan dan telah digunakan oleh pemerintah yaitu Bio Farma (Persero), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer-BioNTech, Sinovac dan Novavax.

Tahap pertama vaksinasi di Indonesia dimulai dengan pekerja esensial di tengah pandemi seperti dokter, perawat dan yang lainnya. Kemudian vaksinasi dilanjutkan dengan prioritas usia lansia.

Untuk mendukung program vaksinasi pemerintah, pemerintah juga mendorong perusahaan-perusahaan swasta untuk melakukan vaksinasi mandiri melalui Program Vaksinasi Gotong Royong. Program Vaksinasi gotong royong telah berjalan sejak 17 Mei 2021 lalu dan bertujuan untuk karyawan-karyawan swasta berserta keluarganya.

Dengan kasus COVID-19 yang masih terus meningkat di Indonesia hingga saat ini, program vaksinasi dari pemerintah maupun swasta diharapkan dapat mempercepat tercapainya Herd Immunity. Jadi, jika Anda mendapatkan kesempatan untuk melakukan vaksinasi jangan ragu dan segera untuk daftarkan diri Anda.

Memasuki Era Vaksinasi COVID-19 dengan Percaya Diri

Jika perusahaan Anda ingin menggelar vaksinasi mandiri, MurniCare bisa memberikan solusinya untuk Anda. Untuk mendukung program vaksinasi pemerintah, Anda bisa menyelenggarakan program vaksinasi mandiri yang akan dibantu oleh tim MurniCare sepenuhnya.

Sebagai event organizer, MurniCare akan menyediakan segala kebutuhan untuk melaksanakan program vaksinasi. Mulai dari peralatan medis, vaksin, tenaga kesehatan hingga ambulans jika diperlukan.

Dengan mengadakan program vaksinasi mandiri, Anda bisa mengambil peran untuk mencegah COVID-19 dan mendukung tercapainya Herd Immunity untuk kehidupan yang lebih aman dan nyaman bagi kita semua. Ingin informasi yang lebih lengkap? Hubungi Care Center MurniCare di nomor berikut ini 1500 813 atau kunjungi website kami di www.murnicare.co.id.

Tinggalkan Balasan