Kesehatan, Pembaruan

Badai Sitokin, Penyebab Utama Kematian pada Pasien COVID-19

Badai Sitokin, Penyebab Utama Kematian pada Pasien COVID-19
Badai Sitokin, Komplikasi Serius yag Menjadi Penyebab Utama Kematian pada Pasien COVID-19

Gambar dari Freepik

Jakarta, MurniCare – Badai sitokin adalah salah satu komplikasi serius yang rentan dialami oleh pasien COVID-19. Jika tidak diwaspadai dan ditangani dengan intensif, badai sitokin dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ internal yang bisa mengancam jiwa.

Sebagai informasi, sitokin merupakan salah satu protein yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh. Protein ini terdiri dari dua jenis, yakni sitokin pro inflamasi dan sitokin anti inflamasi.

Menurut data yang dipublikasikan oleh American Cancer Society, peran utama sitokin adalah memberi sinyal kepada sistem kekebalan tubuh untuk memulai fungsinya.

Dalam kondisi normal, sitokin anti inflamasi akan membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri dan virus penyebab infeksi – menurunkan peradangan dan memperbaiki jaringan tubuh.

Namun jika kadarnya terlalu tinggi, sitokin pro inflamasi akan mengambil alih peran untuk meningkatkan peradangan yang beresiko merusak jaringan.

Umumnya, badai sitokin menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah pasien COVID-19. Selama kondisi ini berlangsung, alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru akan dipenuhi oleh cairan yang menghambat terjadinya pertukaran oksigen.

Peradangan dan penghambatan oksigen inilah yang menyebabkan pasien COVID-19 kerap mengalami gejala demam berat dan sesak napas, sehingga membutuhkan perawatan yang intensif.

Karena alasan tersebut, badai sitokin sering menjadi penyebab utama kematian pada pasien COVID-19.

Apakah Badai Sitokin bisa Dicegah?

Waspadai Badai Sitokin, Penyebab Utama Kematian pada Pasien COVID-19

Gambar dari Freepik

Terdapat 3 tahapan progesif pada proses infeksi COVID-19, yakni infeksi awal, fase paru, dan fase hiper-inflamasi.

Pengobatan pada tahap infeksi awal seperti tanpa gejala atau bergejala ringan menjadi kunci untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Immunology memaparkan, obat antivirus dapat diberikan guna menghambat transmisi virus dan menghancurkan replikasinya, juga mengurangi kerusakan sel yang disebabkan oleh COVID-19.

Dan untuk mencegah pelepasan sitokin yang berlebih, pengobatan tersebut dapat dikombinasikan dengan terapi imunoregulator – terapi yang berfungsi untuk menghambat respons inflamasi hiperaktif.

Hingga saat ini, sejumlah uji klinis telah dilakukan untuk menyelidiki intervensi potensial dalam mengendalikan badai sitokin pada pasien COVID-19.

Cara Mendeteksi Badai Sitokin

Sejauh ini, belum ada cara pasti untuk mendeteksi apakah pasien COVID-19 sedang mengalami badai sitokin atau tidak. Namun demikian, pemeriksaan darah lengkap dapat memberikan petunjuk kepada dokter ketika hiper-inflamasi sedang terjadi.

Selain itu, keberadaan komplikasi akibat COVID-19 pun dapat dilihat dari riwayat kesehatan setiap pasiennya, baik dari faktor usia, kondisi kesehatan, dan riwayat penyakit kronik yang dideritanya.

Pasien yang memiliki penyakit komorbid atau penyerta seperti obesitas tentunya berpotensi mengalami badai sitokin karena mudah terkena inflamasi.

Cara lainnya adalah dengan memeriksa kondisi pasien. Apakah pasien COVID-19 terus mengalami sesak napas walaupun sudah menerima bantuan oksigen? Jika ya, gejala ini seringkali menandakan bahwa tubuh pasien sedang diterpa badai sitokin.

Umumnya, komplikasi serius akibat COVID-19 ini terjadi sekitar 6 – 10 hari setelah pasien terpapar virus Corona.

Gejala Umum yang Timbul 

Selain demam berat dan sesak napas, badai sitokin pun kerap menimbulkan sederet gejala lain yang terdiri dari:

  1. Penggumpalan darah
  2. Kejang
  3. Mual dan muntah
  4. Kebingungan dan halusinasi
  5. Sakit kepala
  6. Kedinginan atau menggigil
  7. Kelelahan
  8. Ruam kulit
  9. Batuk
  10. Napas cepat
  11. Pembengkakan di tungkai
  12. Nyeri otot dan persendian
  13. Tekanan darah rendah

Jika gejala-gejala tersebut terjadi pada Anda, segera hubungi tenaga medis atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik dan intensif.

Penanganan Badai Sitokin

Waspadai Badai Sitokin, Penyebab Utama Kematian pada Pasien COVID-19

Gambar dari Freepik

Pasien COVID-19 yang mengalami badai sitokin memerlukan perawatan intensif di ICU. Alat bantu pernapasan dan pemantauan yang ekstra akan sangat dibutuhkan untuk membantu proses pemulihan.

Hingga saat ini, intubasi ventilator dan oksigenisasi membran ektrakorporeal (ECMO) adalah perawatan yang dapat diberikan untuk menangani pasien COVID-19 yang mengalami komplikasi serius ini.

Di sisi lain, dokter juga turut memantau respons pasien terhadap sejumlah perawatan lain, seperti infus plasma antibodi, obat pengikat protein, dan terapi sel induk.

Bahkan sejumlah dokter pun mungkin menggunakan obat untuk mengatasi interleukin-6 (IL-6) – mediator inflamasi utama dan respons imun yang bertanggung jawab atas terjadinya badai sitokin.

Kendati demikian, penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengetahui penanganan yang tepat terhadap komplikasi serius akibat COVID-19 ini.

Setelah membaca uraian di atas, Anda kini sudah tahu kan betapa bahayanya badai sitokin? Maka dari itu, jangan biarkan Anda dan keluarga mengalami komplikasi serius ini.

Agar terhindar dari badai sitokin, Anda disarankan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, menjalani vaksinasi COVID-19, dan menjaga daya tahan tubuh dengan mencukupi asupan nutrisi harian Anda.

Baca juga: 7 Cara Efektif dan Mudah untuk Mencegah Penularan Virus COVID-19

Bagi Anda yang merasa mengalami gejala COVID-19 maupun sedang menjalani isolasi mandiri, jangan panik dan tetap tenang.

Sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, MurniCare menyediakan berbagai layanan yang Anda butuhkan di tengah pandemi COVID-19. Mulai dari layanan preventif, kuratif, dan rehabilitatif untuk penanganan COVID.

Selain itu, MurniCare juga memiliki layanan Medical Check Up bagi Anda yang ingin menjaga dan meningkatkan kesehatan Anda. Karena seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline: 1500 813 atau WhatsApp: 0811 811 146.

Tinggalkan Balasan