Meski Lebih Cepat Menular, Omicron Tidak Seganas Delta
![Meski Lebih Cepat Menular, Omicron Tidak Seganas Delta](https://murnicare.co.id/wp-content/uploads/2022/02/Bumi-memakai-masker-berwarna-biru.jpg 1024w, https://murnicare.co.id/wp-content/uploads/2022/02/Bumi-memakai-masker-berwarna-biru-300x170.jpg 300w, https://murnicare.co.id/wp-content/uploads/2022/02/Bumi-memakai-masker-berwarna-biru-768x435.jpg 768w, https://murnicare.co.id/wp-content/uploads/2022/02/Bumi-memakai-masker-berwarna-biru-150x85.jpg 150w)
Jakarta, MurniCare – COVID-19 varian Omicron atau B.1.1.529 pertama kali teridentifikasi di Botswana dan Afrika Selatan.
Pada 26 November 2021, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Omicron sebagai varian yang mengkhawatirkan (Variant of Concern) karena tingkat penularannya yang cepat. Kemungkinan besar, dua hingga tiga kali lebih cepat daripada varian Delta.
![Meski Lebih Cepat Menular, Omicron Tidak Seganas Delta](https://murnicare.co.id/wp-content/uploads/2022/02/Bumi-memakai-masker-berwarna-biru.jpg)
Gambar dari Freepik
Bahkan Technical Advisory Group dari WHO pun mengatakan, komposisi vaksin yang beredar sekarang harus terus diperbaharui agar efektif melawan Omicron. Juga varian baru yang mungkin akan bermunculan di masa depan.
Melansir dari laman WHO, varian Omicron kini telah menyebar ke 149 negara termasuk Indonesia per 6 Januari 2022.
Tidak Separah Varian Delta
Berbeda dari varian Delta, Omicron tidak memaksa penderitanya hingga harus menggunakan ventilator agar dapat bertahan.
Meski tingkat penularannya tinggi, tingkat keparahan yang ditimbulkan oleh COVID-19 varian Omicron ternyata tidak separah yang disebabkan oleh Delta.
Berdasarkan analisa dari joinzoe, berikut ini adalah gejala ringan yang dialami oleh pasien COVID-19 saat Omicron mendominasi:
- Pilek
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Bersin
- Sakit tenggorokan
Walaupun gejalanya terasa seperti flu biasa, Anda harus tetap waspada. Varian Omicron masih dapat mengancam nyawa dan meninggalkan gejala jangka panjang yang mengganggu aktivitas sehari-hari Anda.
Apalagi dengan tingkat penularannya yang cepat, banyak orang yang mungkin akan menjalani isolasi mandiri selama berhari-hari. Hal ini tentunya bisa berdampak buruk bagi sosial-ekonomi dan sektor lainnya jika kita tak teliti dan hati-hati.
Respon Pemerintah terhadap Eksistensi Omicron di Indonesia
![Respon Pemerintah terhadap Eksistensi COVID-19 Varian Omicron di Indonesia](https://murnicare.co.id/wp-content/uploads/2022/02/Tenaga-medis-say-stop-to-pandemi-covid-19.jpg)
Gambar dari Freepik
Kasus pertama varian Omicron di Indonesia teridentifikasi pada 16 Desember 2021. Varian terbaru virus COVID-19 ini terdeteksi pada seorang petugas kebersihan berinisial N yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.
Kasus pertama ini diduga berasal dari seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021.
Mencegah Meluasnya Penularan dengan Karantina
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid mengatakan, terdeteksinya kasus pertama Omicron di Indonesia merupakan salah satu fungsi utama dari karantina bagi setiap orang yang masuk ke Indonesia.
Dengan adanya kebijakan karantina, petugas kesehatan dapat memantau dan mengobservasi pelaku perjalanan dari luar negeri.
Apabila pelaku perjalanan tersebut terkonfirmasi positif COVID-19, petugas kesehatan dapat dengan segera melakukan tracing dan menangani pasien yang bergejala.
“Penting bagi setiap pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia untuk melakukan karantina. Terdeteksinya Omicron di Indonesia merupakan salah satu keberhasilan dari karantina dan kita bisa dengan segera melakukan tracing untuk mencegah meluasnya penularan Omicron,” katanya dr. Nadia.
Memberikan Layanan Kesehatan dari Rumah
Per 10 Januari 2022, tercatat ada 506 kasus positif varian Omicron di Indonesia. Dari total tersebut, 99 persen di antaranya hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.
Sampai saat ini, kasus positif tersebut masih didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), dimana dari 506 kasus, 84 kasus merupakan transmisi lokal.
Mayoritas kasus Omicron hanya bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala, sehingga pasien tidak memerlukan perawatan yang intens di rumah sakit. Pasien hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah.
Oleh karena itu, Kemenkes kini bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis. Tentunya, bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Meningkatkan Tracing dan Memperpanjang Kekebalan
Penemuan kasus aktif akan dilakukan dengan meningkatkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif. Selain itu, pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) pun akan dilakukan pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS per bulannya.
Di lain sisi, pemerintah juga sudah memulai vaksinasi booster COVID-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan dari virus COVID-19 termasuk Omicron.
Itulah informasi seputar COVID-19 varian Omicron yang perlu Anda ketahui. Usahakan untuk tetap disiplin terapkan protokol kesehatan dan jalani vaksinasi.
Baca juga: Ketahui 3 Faktor Pemicu Gelombang Ketiga COVID-19 di Indonesia
MurniCare sebagai penyedia layanan kesehatan yang komprehensif, menyediakan layanan COVID-19 test bagi Anda yang ingin bepergian selama pandemi. Selain itu, MurniCare juga menyediakan layanan immune booster (suntik vitamin C) dan pengecekan antibodi setelah vaksin untuk meningkatkan proteksi terhadap COVID-19 varian Omicron.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.