Mau Skincare Kamu Sold Out? Mulai dari USP!

MurniCare Maklon, Jakarta – Industri skincare saat ini bukan cuma kompetitif—tapi juga super dinamis. Trend cepat berubah, konsumen makin kritis, dan pemain baru terus bermunculan setiap bulan. Kalau kamu ingin produk skincare kamu bukan sekadar “ikut-ikutan tren”, tapi benar-benar stand out dan sustain di pasar, kamu wajib mulai dari satu hal krusial, yaitu Unique Selling Proposition (USP) produk skincare.

USP adalah inti dari positioning brand kamu di pasar. Tanpa USP yang kuat, brand kamu mudah tenggelam di antara ratusan produk lain, bahkan jika formula skincare kamu sebenarnya bagus.
Kenapa Pebisnis Harus Fokus ke USP?
Sebagai konsumen, apakah kamu sering mendapati dirimu bertanya-tanya apa perbedaan produk A, produk B, dan produk C, bahkan dengan klaim yang mirip-mirip?
Banyak brand gagal bukan karena produknya buruk, tapi karena tidak punya pembeda yang jelas. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena produk skincare sudah umum ditemukan di pasaran. Ini akan sulit untuk kamu yang bersaing dengan brand besar dengan produk sejenis.
Hal lain yang bisa terjadi jika brand kamu tidak memiliki USP adalah konsumen sulit untuk loyal terhadap produk kamu. Menurut konsumen, produkmu kurang berkesan karena bingung apa bedanya dengan produk lain yang sejenis.
USP akan membantu kamu untuk menembus pasar lebih cepat. Dengan USP, produkmu akan lebih mudah “berbicara” untuk menunjukkan kualitas. Selain itu, brand kamu juga akan lebih mudah dalam membuat campaign promosi karena sudah tahu mau menonjolkan produk dari sisi apa.
Lalu, bagaimana cara membuat USP yang relevan dan berdampak? Berikut ini kita bahas langkah-langkah strategisnya.
1. Pahami Deep Need Target Pasar
Bukan cuma tahu “siapa” target pasar kamu—tapi juga tentang keresahan mereka yang belum terselesaikan. Sebelum bicara soal USP, kamu harus benar-benar paham siapa yang akan kamu sasar. USP yang kuat terbentuk berdasarkan pemahaman yang dalam terhadap target pembeli. Hal ini mencakup apa yang mereka butuhkan, yang mereka suka dan yang mereka cari dalam sebuah produk skincare.
Sebagai contoh, market untuk produk anti-acne sudah marak dan sangat beragam, tapi ternyata banyak pengguna yang mengeluh karena produk terlalu harsh dan malah bikin breakout baru. Nah, disini kamu bisa melihat ada peluang untuk menciptakan produk anti-acne yang lebih lembut, tanpa mengurangi efektivitas.
Sebagai brand, kamu bisa mengetahui hal ini dengan menganalisa review kompetitor di marketplace, melakukan diskusi dengan komunitas kecantikan, dan bahkan survey di media sosial.
2. Analisis Kompetitor Secara Strategis
Banyak pebisnis skincare hanya melihat “siapa yang viral” dan mencoba meniru. Padahal, analisis kompetitor seharusnya jadi bahan strategi, bukan sekadar inspirasi.
Menanggapi keviralan ini, sebuah brand sebaiknya melakukan improvement terhadap produk yang akan ditiru. Para brand dapat meluncurkan produk yang sama dengan kualitas yang lebih tinggi dari segi formula, estetika dan packaging yang user-friendly.
Ada beberapa pertanyaan yang perlu kamu bedah jawabannya:
- Bagaimana positioning kompetitor di benak konsumen?
- Apakah kompetitor fokus ke hasil cepat, natural ingredients, atau harga terjangkau?
- Apa saja kekuatan brand dan produk kompetitor?
- Sisi mana yang bisa diisi untuk membuat produk yang lebih baik?
Jangan takut bersaing—asal kamu tahu medan, kamu bisa menyusun keunggulanmu dengan lebih presisi.
3. Tentukan USP Skincare Kamu: Jelas, Spesifik, dan Relevan
Setelah memahami pasar dan kompetitor, sekarang waktunya merumuskan USP brand kamu sendiri. USP bukan hanya slogan, melainkan janji dan diferensiasi nyata yang kamu tawarkan ke pasar.
Jadi, menentukan USP juga harus cermat dan penuh pertimbangan. Pada akhirnya, USP akan membangun citra brand dan positioning di benak konsumen.
Beberapa USP yang kuat dalam dunia skincare adalah terkait nilai produk, pengalaman penggunaan produk, manfaat unik ingredients dalam sebuah produk, nilai brand, hingga target konsumen khusus.
Yang penting untuk diketahui adalah menentukan USP harus relevan dengan masalah konsumen dan dapat dibuktikan.
4. Dengarkan Preferensi Konsumen, Jangan Hanya Asumsi
Tidak hanya zaman yang berubah, namun konsumen, tren dan produk skincare juga semakin adaptif. Karena itu, penting buat brand untuk selalu mendengar, bukan sekadar menjual.
Interaksi antar konsumen adalah gudang insight untuk para brand skincare. Biasanya, konsumen tidak segan untuk berbagi pengetahuan dan tips terkait perawatan diri. Kolom review di marketplace, komentar di media sosial dan direct message ke brand kamu juga merupakan sumber insight.
Upaya paling sederhana adalah mengadakan sesi Q&A di media sosial untuk melihat respon audience. Dari sini, brand bisa meluncurkan atau meningkatkan kualitas produk yang lebih baik.
USP Adalah Pondasi, Bukan Aksesori
Semua brand, bahkan brand kamu, bisa punya desain produk dan konten yang cantik, campaign yang keren, atau influencer mahal—tapi tanpa USP yang kuat, brand kamu cuma jadi “satu dari sekian banyak.”
USP adalah dasar dari semua keputusan bisnis skincare kamu: mulai dari formulasi produk, packaging, strategi marketing, sampai customer service.
Masih bingung menyusun USP yang kuat dan bikin brand kamu menonjol? Di MurniCare, kami membantu kamu bukan hanya dalam produksi skincare, tapi juga membangun pondasi brand yang sustainable.
Diskusi gratis dengan tim kami melalui Email atau Whatsapp untuk booking jadwal konsultasi kamu hari ini! Wujudkan brand skincare yang punya nilai lebih—bukan sekadar ikut tren!
Baca juga
Ini Mitos dan Fakta Soal Maklon Skincare, Jangan Salah Kaprah!
Pengembangan Formula Skincare: Kunci Sukses Bisnis Skincare Aman & Berkualitas!