MurniCare, Jakarta – Antibiotik merupakan jenis obat untuk mengatasi infeksi bakteri. Jika digunakan secara tidak tepat, justru bakteri akan berkembang biak dan menjadi kebal terhadap antibiotik. Itulah yang disebut dengan resistensi antibiotik.
Jadi, resistensi antibiotik adalah kondisi dimana bakteri pada tubuh tidak dapat dibunuh dengan antibiotik. Hal ini dapat mengancam kemampuan tubuh untuk melawan infeksi penyakit. Bahkan pada titik yang paling ekstrim, dapat menimbulkan kecacatan.
Saat ini resistensi antibiotik menjadi ancaman kesehatan global yang perlu diwaspadai. National Library of Medicine menyebutkan bahwa lebih dari 23.000 masyarakat Amerika dan sekitar 25-50% masyarakat dunia mengalami resistensi antibiotik.
Penyebab Resistensi Antibiotik
Pada dasarnya, resistensi antibiotik ini bisa terjadi secara alamiah bagi beberapa orang. Namun pada banyak kasus, resistensi antibiotik ini semakin cepat terjadi karena perilaku kesehatan dan sosial. Berikut adalah beberapa penyebabnya:
- Mengonsumsi antibiotik meskipun penyakit yang diderita tidaklah disebabkan oleh bakteri
- Ketidaktepatan dalam mendiagnosa dan memberikan antibiotik pada pasien
- Mengonsumsi antibiotik secara berlebihan dan/atau tidak teraturÂ
- Tidak menghabiskan antibiotik sesuai anjuran Dokter
Jenis Bakteri yang Resisten Antibiotik
Resistensi antibiotik membuat bakteri menjadi kebal. Pada jangka panjang, bakteri ini dapat bermutasi menjadi jenis baru yang tidak mati dengan antibiotik yang umum digunakan.
- Multi-drug-resistant Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB), menyebabkan tubercolosis parah.
- Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), menyebabkan infeksi kulit hingga pneumonia.
- Vancomycin-resistant Enterococcus (VRE), menyebabkan infeksi saluran kemih atau infeksi luka operasi.
- Penicillin-resistant Neisseria gonorrhoeae, menyebabkan gonore berat yang sulit diobati.
- Bakteri penghasil extended-spectrum beta-lactamase (ESBL), sehingga bakteri menjadi kebal pada antibiotik tertentu.
Baca Juga: Vaksinasi dan Imunisasi, Apa Perbedaannya?
Fakta Utama Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotik merupakan masalah kesehatan darurat dunia. Mekanisme baru resistensi bakteri terus bermunculan dan menyebar secara global. Infeksi seperti pneumonia, tuberkulosis, alergi, hingga gonore, menjadi semakin sulit, dan mungkin, tidak bisa lagi untuk diobati.
Maka dari itu, semua entitas perlu bekerjasama. Individu, pembuat kebijakan, industri dan tenaga kesehatan, hingga sektor agrikultur, saling membantu menyelesaikan permasalahan resistensi antibiotik ini.
Sebagai penutup, berikut adalah fakta utama dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dapat menjadi pengingat bagi kita semua betapa berbahayanya masalah resistensi antibiotik bagi kehidupan.
- Resistensi antibiotik menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan global, ketahanan pangan, dan pembangunan saat ini.
- Resistensi antibiotik dapat menyerang siapa saja, berapa pun usianya, di negara mana pun –terlebih di negara berkembang.
- Resistensi antibiotik dapat terjadi secara alami. Namun, penyalahgunaan antibiotik pada manusia dan hewan mempercepat proses tersebut.
- Semakin banyak infeksi –seperti pneumonia, TBC, gonore, dan salmonellosis, yang semakin sulit diobati karena antibiotik yang digunakan menjadi kurang efektif.
- Resistensi antibiotik menyebabkan rawat inap di rumah sakit lebih lama, biaya pengobatan lebih tinggi, dan peningkatan angka kematian.