Hipertermia – Gejala, Penyebab, dan Pertolongan Pertama
MurniCare, Jakarta – Hipertermia adalah kondisi di mana suhu tubuh meningkat melewati batas normal. Suhu tubuh yang normal, yaitu berkisar antara 36 – 37,5 derajat Celcius. Jika lebih dari itu atau berada di atas 38 derajat Celcius, seseorang dapat dikatakan mengalami hipertermia.
Berbeda dari demam yang terjadi akibat infeksi atau penyakit, hipertermia disebabkan oleh suhu lingkungan yang tinggi, yang membuat tubuh tidak mampu menurunkan suhunya kembali.
Jika dibiarkan, hipertermia dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan, mulai dari kram otot, gangguan pada otak dan sistem saraf, hingga kematian.
Penyebab Hipertermia
Penyebab utama hipertermia adalah paparan suhu panas ekstrem eksternal yang membuat tubuh tidak mampu lagi meregulasi suhunya.
Ini biasanya terjadi saat seseorang melakukan aktivitas atau berolahraga berlebihan dalam waktu yang lama di tengah cuaca panas yang sedang terik atau di lingkungan bersuhu tinggi.
Dalam kondisi hipertermia, tubuh menjadi lebih banyak menyerap panas dibandingkan melepaskannya. Alhasil, peningkatan suhu pun terus terjadi karena tubuh tidak mampu lagi memproduksi keringat untuk mendinginkan suhunya.
Faktor risiko Hipertermia
Melansir dari Cleveland Clinic, berikut ini sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertermia.
- Lansia di atas 65 tahun.
- Berumur di bawah 4 tahun.
- Dehidrasi.
- Penggunaan obat tertentu, seperti diuretik, obat bius, dan obat pengontrol tekanan darah.
- Obesitas.
- Memiliki gangguan kesehatan pada jantung, ginjal, paru-paru, hati, dan tekanan darah tinggi.
- Sedang menjalani diet rendah natrium atau garam.
Gejala Hipertermia
Gejala paling umum yang dialami oleh penderita hipertermia adalah suhu tubuh yang meningkatkan hingga di atas 38,5 derajat Celcius. Selain itu, penderita juga akan mengalami beberapa gejala lain, seperti:
- Sulit berkeringat.
- Rasa haus berlebih.
- Kulit kering dan memerah.
- Kebingungan.
- Mual dan muntah.
- Kelelahan.
- Sakit kepala.
Tahapan Hipertermia
Mengutip Healthline, hipertermia terbagi ke dalam beberapa tahap yang meliputi:
1. Heat stress
Seseorang dikatakan mengalami heat stress jika suhu tubuhnya mulai meningkat namun tidak bisa menurunkannya melalui berkeringat.
Selain merasa tidak nyaman akibat suhu yang panas, penderita heat stress juga mengalami pusing, kelelahan, mual, haus, dan sakit kepala.
2. Heat fatigue
Seseorang yang tidak terbiasa dengan cuaca panas ekstrem atau lingkungan bersuhu tinggi merupakan salah satu kelompok yang rentan terserang heat fatigue.
Jika Anda mengalami ketidaknyamanan dan stres saat beraktivitas dalam waktu lama di lingkungan bersuhu tinggi, kemungkinan besar Anda akan mengalami kondisi ini.
Saat terserang heat fatigue, Anda akan mengalami gejala seperti haus, lelah dan sulit berkonsentrasi.
3. Heat syncope
Kondisi pingsan akibat paparan suhu tinggi ini terjadi saat tekanan darah Anda rendah dan alirah darah ke otak mengalami penurunan sementara.
Anda akan mengalami heat syncope jika terlalu memporsir diri saat bekerja atau beraktivitas di lingkungan bersuhu tinggi.
Kondisi ini biasanya terjadi setelah Anda merasa pusing atau sakit kepala ringan. Bila Anda rileks dan mampu mendinginkan diri dengan cepat saat merasa hampir pingsan, Anda mungkin tidak akan kehilangan kesadaran.
4. Heat cramps
Kondisi kram otot ini terjadi saat seseorang melakukan aktivitas atau latihan intens di lingkungan bersuhu tinggi. Penderita heat cramps biasanya mengalami kram otot pada bagian perut, kaki, atau lengan.
Untuk meredakan gejalanya, Anda bisa beristirahat di tempat yang sejuk, dan mengonsumsi minuman elektrolit untuk mengganti cairan yang hilang saat berkeringat.
5. Heat edema
Heat edema adalah pembengkakan pada tangan, kaki bagian bawah, atau pergelangan kaki akibat terlalu lama berdiri atau duduk di tempat yang panas.
Hal ini juga dapat terjadi jika Anda tidak terbiasa berada di lingkungan yang bersuhu lebih hangat. Namun begitu, kondisi ini dapat mereda secara tiba-tiba seraya Anda beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
Mendinginkan dan mengangkat kaki serta menghidrasi diri dengan minuman elektrolit juga dapat membantu Anda meredakan gejala heat edema.
6. Heat rash
Bekerja secara aktif di lingkungan yang panas dalam waktu yang lama dapat menyebabkan munculnya benjolan merah seperti jerawat di kulit.
Pakaian yang basah akibat keringat merupakan penyebab utama munculnya heat rash. Tapi tak perlu khawatir, ruam ini biasanya akan menghilang dengan sendirinya setelah Anda mendinginkan diri atau berganti pakaian.
Namun perlu diingat, infeksi mungkin saja terjadi bila heat rash tidak segera ditangani.
7. Heat exhaustion
Kondisi ini merupakan salah satu tahapan yang paling serius dari hipertermia. Heat exhaustion terjadi saat tubuh Anda tidak mampu lagi mendinginkan suhunya.
Penderita heat exhaustion pada umumnya akan mengalami beberapa gejala, termasuk:
- Banyak berkeringat.
- Pusing.
- Kelelahan.
- Haus.
- Sulit berkonsentrasi.
- Denyut nadi tidak normal.
8. Heat Stroke
Kondisi ini merupakan yang paling parah dari hipertermia. Heat stroke dapat terjadi saat suhu tubuh mengalami kenaikan secara drastis hingga lebih dari 40 derajat Celcius.
Pingsan merupakan tanda pertama Anda mengalami heat stroke. Sementara gejala lainnya meliputi kebingungan, mudah tersinggung, kulit memerah, keringat berkurang, dan denyut nadi melemah.
Diagnosis Hipertermia
Dalam mendiagnosis hipertermia, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, aktivitas yang baru saja dilakukan, dan faktor risiko yang dimiliki oleh pasien.
Hal ini didukung juga dengan pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer atau bila perlu, pemeriksaan lanjutan yang meliputi pemeriksaan urine atau cek darah.
Pengobatan Hipertermia
Pertolongan pertama pada penderita hipertermia adalah dengan menurunkan suhu tubuhnya. Jika sekitar Anda mengalaminya, berikut ini beberapa cara dari Medical News Today yang bisa Anda lakukan.
- Hindarkan penderita dari sengatan panas matahari dengan memindahkannya ke tempat yang sejuk dan memiliki aliran udara yang baik.
- Beri air putih atau minuman elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
- Kompreskan air dingin pada dahi, leher, ketiak, pergelangan tangan, dan selangkangan.
- Longgarkan atau lepaskan pakaian yang ketat atau tebal.
- Gunakan kipas angin untuk menyejukkan kulit.
- Siram dengan air melalui selang dan spons.
- Rendam dengan air dingin (jangan lakukan hal ini pada lansia, anak di bawah umur, dan orang dengan penyakit kronis).
Saat memberikan pertolongan pertama, jangan lupa juga untuk memantau terus suhu tubuh penderita.
Namun bila suhu tubuhnya tak kunjung mereda atau gejalanya masih ada setelah diberikan pertolongan pertama, segera hubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat guna mencegah terjadinya komplikasi.
Komplikasi
Jika kondisi hipertermia tidak segera ditangani dengan tepat, penderita dapat berisiko mengalami heat stroke – gangguan kesehatan yang paling serius akibat paparan panas ekstrem.
Tidak hanya menyebabkan kerusakan pada organ vital, heat stroke juga dapat memicu terjadinya komplikasi pada sistem saraf atau bahkan kematian.
Pencegahan
Langkah utama untuk mencegah hipertermia adalah dengan menghindari sengatan panas matahari dalam waktu yang cukup lama.
Namun, bila Anda harus beraktivitas atau bekerja di bawah paparan sinar matahari atau di lingkungan bersuhu tinggi, berikut ini cara untuk melindungi diri dari hipertermia.
- Konsumsi air yang lebih banyak dari takaran biasanya untuk menghindari dehidrasi.
- Gunakanlah pakaian yang tipis, longgar, dan berwarna terang.
- Pakailah topi yang lebar atau bila perlu gunakan payung dan tabir surya untuk melindungi kepala dan kulit dari sengatan panas matahari.
- Hindari konsumsi minuman yang bersifat diuretik atau mengurangi cairan tubuh seperti kafein dan alkohol.
- Semprotkan air ke kulit atau pakaian.
Itulah ulasan seputar hipertermia. Setelah mengetahui apa itu hipertermia beserta gejala, penyebab, dan cara mengatasinya, semoga Anda dapat terhindar dari sejumlah kondisi emergensi hipertermia yang dapat mengancam nyawa.
Nah, bagi Anda yang akan melakukan aktivitas di lingkungan bersuhu tinggi, seperti menunaikan ibadah haji di Tahan Suci, jangan lupa untuk menerapkan langkah pencegahan yang tersemat dalam ulasan ini, ya.
Selain itu, penuhi juga salah satu syarat naik haji, yaitu dengan menjalani vaksinasi meningitis dan influenza.
Apakah Anda sudah mendapatkan kedua vaksin tersebut? Jika belum, tenang ada MurniCare. Sebagai healthcare provider yang komprehensif, MurniCare menyediakan layanan vaksinasi meningitis dan influenza yang aman dan terjangkau.
Tidak hanya itu, MurniCare juga menyediakan layanan tes COVID-19, suntik vitamin C, dan fisioterapi yang mungkin Anda butuhkan sebelum maupun setelah menunaikan ibadah haji.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.