Hepatitis Akut – Gejala, Penyebab, dan Pencegahan
MurniCare, Jakarta – Belakangan ini, dunia sempat digemparkan oleh munculnya hepatitis akut yang menyerang anak-anak. Berbeda dengan jenis penyakit hepatitis akut pada umumnya, penyebab hepatitis akut tersebut belum diketahui hingga detik ini.
Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyebutnya sebagai penyakit “hepatitis akut misterius”.
Lantas, apakah gejalanya berbeda dengan hepatitis akut lainnya? Adakah cara untuk mencegah hepatitisnya? Sebelum menyelam lebih dalam, ketahui dulu yuk apa itu hepatitis akut.
Apa itu hepatitis akut?
Hepatitis akut adalah kondisi peradangan atau inflamasi pada organ hati atau liver. Secara umum, hepatitis terbagi menjadi 2 jenis, yaitu hepatitis akut dan hepatitis kronis. Pembagian ini berdasarkan lamanya peradangan dan akibat yang dipicu oleh gangguan hati.
Peradangan atau cedera pada hati yang terjadi dalam hepatitis akut biasanya berlangsung kurang dari 6 bulan. Lebih dari itu, kondisi tersebut tergolong ke dalam hepatitis kronis.
Hepatitis akut cukup sering ditemui dan menjangkit lebih banyak pria daripada wanita. Kondisi ini bisa dialami oleh pasien usia berapa pun, namun dapat dicegah dengan meminimalisir faktor-faktor risikonya.
Penyebab hepatitis akut
Umumnya, hepatitis akut lebih sering disebabkan oleh infeksi virus (hepatitis akut viral). Akan tetapi, kondisi ini juga dapat dipicu oleh beberapa faktor lain. Berikut ini penyebab hepatitis akut:
Hepatitis akibat virus
Terdapat 5 jenis virus yang menyebabkan hepatitis akut, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Sederet virus ini mampu memengaruhi seberapa parah dan seberapa lama penyakit akan berlangsung.
Penyakit hepatitis akut yang disebabkan oleh virus hepatitis A dan E bisa sembuh total dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sedangkan untuk hepatitis yang dipicu oleh virus hepatitis B, C, dan D biasanya berkembang menjadi hepatitis kronis dan dalam kasus tertentu, bisa menyebabkan komplikasi.
-
Hepatitis A
Umumnya, virus hepatitis jenis ini menular melalui makanan, minuman, atau benda yang terkontaminasi olehnya.
Namun untungnya, pengidap hepatitis akibat virus ini dapat membaik dengan sendirinya dan tidak mengalami inflamasi hati jangka panjang.
- Hepatitis B
Virus hepatitis B merupakan virus yang berbahaya. Selain dapat menyebabkan sirosis atau kerusakan liver permanen, virus hepatitis B juga dapat memicu terjadinya gagal liver dan kanker liver. Bahkan, jika tidak ditangani sedari dini, hepatitis B bisa menyebabkan kematian.
Umumnya, virus ini menular melalui darah atau cairah tubuh saat seseorang berhubungan seks berisiko dan berbagi jarum suntik obat-obatan terlarang.
Selain itu, virus hepatitis B juga dapat berpindah dari ibu ke bayi saat persalinan maupun setelahnya.
- Hepatitis C
Ini adalah virus penyebab hepatitis akut yang paling berbahaya. Sebab dalam kasus tertentu, penderitanya membutuhkan transplantasi hati agar dapat sembuh dari hepatitis C.
Cara penularannya sama seperti virus hepatitis B, yaitu melalui darah atau cairan tubuh dari aktivitas seksual dan jarum suntik.
- Hepatitis D
Hepatitis D bisa memperparah penyakit hepatitis yang sedang diidap oleh pasien. Kondisi ini dapat terjadi jika Anda telah terinfeksi oleh hepatitis B.
-
Hepatitis E
Virus hepatitis yang terakhir adalah hepatitis E. Ini biasanya menyebar di sejumlah wilayah seperti Asia, India, Meksiko dan Afrika.
Beberapa kasus hepatitis E di Amerika biasanya terjadi pada orang yang baru bepergian ke negara dengan penyakit hepatitis. Umumnya, penularan virus hepatitis ini terjadi di daerah yang kekurangan air bersih, sanitasi, dan layanan kesehatan.
Ada pun beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan peradangan hati selain infeksi, yaitu kerusakan hati dan cedera pada hati.
Hepatitis nonvirus
Terlepas dari infeksi, hepatitis akut juga dapat disebabkan oleh sejumlah hal lain, seperti:
- Konsumsi minuman beralkohol
Peradangan pada hati dapat terjadi jika Anda mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebih alias kecanduan.
Kondisi ini dikenal dengan istilah hepatitis alkoholik yang kerap ditandai dengan munculnya beberapa gejala seperti demam ringan, mual dan tidak enak badan.
Jika kecanduan alkohol tidak segera dihentikan, hepatitis dapat berkembang menjadi sirosis.
- Konsumsi obat-obatan
Selain alkohol, mengonsumsi obat-obatan tertentu secara berlebih juga dapat menyebabkan peradangan pada hati. Obat-obatan tersebut di antaranya adalah obat herbal, obat golongan sulfa, aspirin, dan paracetamol.
Kondisi ini memang jarang terjadi, tetapi tidak boleh dianggap remeh karena bisa menyebabkan gagal hati.
- Penyakit autoimun
Ada pun penyakit hepatitis akut yang diakibatkan oleh adanya serangan dari sistem imun tubuh.
Dalam kondisi ini, sistem imun menganggap hati sebagai objek berbahaya, lalu menyerang dan merusak sel-sel pada hati sehingga menghambat fungsi organ hati.
Peradangan pada hati akibat sistem imun ini disebut dengan hepatitis autoimun.
Terlepas dari beberapa penyebab di atas, ada 6 faktor lain yang diduga kuat menyebabkan “hepatitis akut misterius” pada bayi usia 1 bulan hingga anak 16 tahun. Salah duanya adalah adenovirus tipe 41 dan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Penyakit yang sedang marak ditemukan beberapa pekan ini terbilang misterius karena tidak disebabkan oleh virus hepatitis, baik itu hepatitis A hingga hepatitis E.
Namun begitu, penelitan lebih lanjut pun masih terus dilakukan untuk memahami sepenuhnya penyakit “hepatitis akut misterius” ini.
Faktor risiko
Agar terlindung dari penyakit yang menyerang organ hati ini, ada beberapa faktor risiko yang harus Anda hindari. Berikut rinciannya:
- Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebih.
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti chlorpromazine, statine, amiodarone, dan tertracycline.
- Kebersihan dan sanitasi yang buruk.
- Mengidap penyakit liver lain, seperti hepatitis autoimun, hemochromatosis, penyakit Wilson’s, dan alpha-1 antitrypsin deficiency.
- Tidak mendapatkan vaksin hepatitis.
- Terlahir dari ibu yang mengidap virus hepatitis, terutama hepatitis B.
Gejala
Tanda-tanda atau gejala hepatitis akut akan muncul sangat cepat pada penderitanya. Melansir dari National Health Service, gejala umum yang menandakan bahwa Anda sedang mengalami hepatitis akut, antara lain:
- Gangguan gastrointestinal seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare.
- Demam.
- Kelelahan.
- Nafsu makan menurun.
- Rasa tidak nyaman pada perut (nyeri pada hati).
- Warna urin keruh.
- Kulit mengalami jaundice (penyakit kuning).
- Berat badan turun tanpa sebab.
- Nyeri otot dan sendi.
- Warna feses pucat.
Selain gejala yang disebutkan di atas, demam rendah dan ruam yang tidak menetap selama masa inkubasi mungkin akan muncul. Sedangkan gatal-gatal biasanya tidak akan muncul pada awal kondisi, namun dapat terjadi jika penyakit kuning berlanjut.
Sementara itu, ada sederet gejala hepatitis akut yang kerap dialami oleh anak-anak belangkangan ini, di antaranya adalah muntah, tubuh menguning, gangguan pernapasan, diare, dan sakit perut.
Diagnosis
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter biasanya akan menanyakan riwayat munculnya gejala dan mencari faktor risiko dari penderita hepatitis. Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan fisik, biopsi hati, tes fungsi hati, ultrasound, tes darah, dan tes antibodi viral.
Pengobatan
Sementara untuk cara pengobatan hepatitis akut sendiri ditentukan oleh jenis hepatitis yang sedang diidap. Berikut ini adalah berbagai pengobatan yang biasa dokter berikan:
- Hepatitis A
Hepatitis jenis ini biasanya tak memerlukan pengobatan. Namun bila gejalanya menimbulkan rasa tidak nyaman, Anda mungkin perlu beristirahat total di tempat tidur.
- Hepatitis B
Jika gejalanya ringan, dokter akan menyarankan Anda untuk beristirahat serta mengonsumsi asupan nutrisi dan cairan yang cukup. Namun apabila parah, Anda harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Perawatan untuk hepatitis B biasanya dilakukan selama beberapa bulan hingga tahun. Kondisi ini juga memerlukan evaluasi medis dan pengamatan secara berkala untuk melihat perkembangan virus.
- Hepatitis C
Obat antivirus dapat digunakan untuk mengobati penyakit hepatitis C akut. Namun, sejumlah tes lanjutan mungkin diperlukan untuk menentukan perawatan yang tepat.
- Hepatitis D
Dalam menangani hepatitis D, dokter biasanya menggunakan sebuah obat yang bernama alpha interferon.
Namun karena dapat menimbulkan efek samping parah, obat ini tidak boleh diberikan kepada kelompok tertentu, yaitu pengidap sirosis, penderita gangguan mental, dan orang dengan penyakit autoimun.
- Hepatitis E
Sama halnya dengan hepatitis A, pengidap hepatitis E biasanya disarankan untuk beristirahat, konsumsi gizi dan cairan yang cukup, serta menghindari alkohol.
Jadi untuk saat ini, belum ada terapi medis khusus untuk mengobati penyakit hepatitis E. Sebab penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.
Pencegahan
Ada sejumlah langkah yang dapat Anda lakukan untuk mencegah dan mengurangi peluang terserang penyakit hepatitis akut, yaitu:
- Menjalani vaksinasi, terutama vaksinasi hepatitis A dan B yang sudah tersedia. Untuk saat ini, vaksin C, D, dan E masih dalam pengembangan.
- Mengurangi atau membatasi konsumsi minuman beralkohol.
- Tidak berbagi barang pribadi, seperti jarum suntik, alat cukur, sikat gigi dan gunting kuku.
- Menjaga kebersihan sumber air serta minuman dan makanan yang dikonsumsi.
- Melakukan hubungan seksual yang aman. Usahakan untuk menggunakan kondom dan tidak sering berganti pasangan.
Itulah ulasan terkait apa itu hepatitis akut beserta gejala, penyebab, dan cara mencegahnya. Jika Anda atau keluarga mengalami beberapa gejala yang disebutkan di atas, segeralah konsultasikan ke dokter. Alangkah baiknya jika diagnosis dan penanganan dilakukan sedari awal sebelum hepatitis berkembang menjadi kronis.
Sementara untuk memperkuat langkah pencegahan, Anda bisa meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak rentan terserang berbagai penyakit, termasuk hepatitis akut.
Selain rutin berolahraga, Anda pun dapat menjaga daya tahan tubuh dengan mendapatkan suntikan vitamin C dari MurniCare.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi MurniCare melalui Hotline 1500 813 atau WhatsApp 0811 811 146.